JAKARTA (Arrahmah.com) – Dalam rangka mendorong penyelesaian konflik Palestina – “Israel”, dunia internasional telah memberikan dukungan dengan mengecam penjajahan “Israel” melalui pemboikotan produk Israel ataupun pemutusan kerja sama bisnis dengan perusahaan “Israel”
Hal ini terungkap dalam seminar dengan judul “Recent Development on Palestine and How the UN and International Community Should Respond” di Ruang Nusantara, Kementrian Luar Negeri (Kemlu) (18/12/2015). Seminar ini diselenggrakan Pusat P2K-OI Kemlu telah guna memberikan dukungan kepada Palestina
Pada seminar tersebut, lansir laman Kemlu.go.id, pembicara membahas mengenai harapan Palestina untuk memiliki Self Determination dan dikembalikannya Palestina pada peta Geopolitik dunia. Selain itu, adanya keinginan dari Palestina agar dibentuk buffer zone disekitar Masjid Al-Aqsa yang menjadi kawasan netral dan tidak dapat dimasuki oleh tentara Israel atau tentara keamanan lainnya.
Untuk mencapai semua harapannya, Palestina masih menghadapi tantangan, seperti meyakinkan kembali dunia internasional terhadap urgensi penyelesaian konflik Palestina dan Israel yang sudah bergeser pada isu ISIS dan krisis Yaman. Tantangan lainnya adalah mendorong efektivitas proses penyelesaian konflik yang sudah berjalan di tingkat multilateral dan regional serta meningkatkan national unity dan strong leadership di Palestina.
Di tingkat multilateral, berbagai solusi juga sudah ditawarkan, salah satunya adalah melalui peran Middle East Quartet, namun hingga kini hasilnya masih jauh dari yang diharapkan karena mekanisme dialog tersebut terus menjalani jalan buntu yang disebabkan oleh veto negara besar, hal ini diutarakan oleh Dubes Riyad. Terkait hal tersebut, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) juga diharapkan dapat memberikan solusi yang berbeda dari sebelumnya, seperti membawa unsur hukum internasional ke.dalam penyelesaian konflik
Pemerintah Indonesia telah membuat beberapa program untuk memberikan dukungan kepada Palestina yaitu, meyakinkan negara-negara di dunia untuk mengakui negara Palestina; akan menunjuk Konsul Kehormatan di Ramallah; meningkatkan kerja sama dalam pemberdayaan perempuan dan pembangunan kapasitas; pemberian beasiswa termasuk pelatihan diplomatik untuk diplomat Palestina; mendorong program New Asia Africa Strategic Partnership (NAASP) dan Conference on Cooperation among East Asian Countries for Palestinian Development (CEAPAD); serta memfasilitasi aktivitas LSM Indonesia yang mendukung pembangunan Palestina. (P3K2 OI).
Mengutip laman Kemlu.go.id, seminar dibuka oleh Wakil Menteri Luar Negeri dengan pembicara adalah Y.M. Duta Besar Dr. Riyad H. Mansour, Permanent Observer of the State of Palestine to the United Nations; Y.M. Duta Besar Dr. Desra Percaya, Permanent Representative of Indonesia to the United Nations; dan Y.M. Duta Besar Yuri O. Thamrin, Dirjen Asia, Pasifik dan Afrika, Kemlu. Bertindak sebagai moderator adalah Bapak Arko Hananto Budiadi, Direktur Sosial Budaya dan Organisasi Internasional Negara Berkembang, Kemlu. Hadir pada seminar tersebut lebih dari 120 peserta yang terdiri dari Duta Besar negara sahabat di Jakarta, korps diplomatik, pejabat Kemlu, media massa, LSM dan akademisi. (azm/arrahmah.com)