DHAKA (Arrahmah.com) – Bangladesh telah memecat seorang menterinya setelah kritik pedasnya terhadap jamaah haji yang memicu protes dari kelompok Muslim yang menyatakan dia murtad dan menetapkan batas waktu 24 jam untuk memecatnya, sebagaimana dilansir oleh Arab News, Rabu (1/10/2014)
Abdul Latif Siddique, menteri telekomunikasi Bangladesh, yang berada di New York mendampingi Perdana Menteri Sheikh Hasina, membuat komentar pedas yang disiarkan oleh stasiun televisi lokal.
Siddique mengatakan: “Dua juta orang telah pergi ke Arab Saudi untuk menunaikan haji. Haji adalah buang-buang tenaga. Mereka yang menuaikan ibadah haji tidak memiliki produktivitas apapun. Mereka mengurangi perekonomian, menghabiskan banyak uang di luar negeri.”
Komentar tersebut langsung memicu protes dari kelompok Hefajat-e-Islami. Pemimpindari gerakan tersebut menyebut Siddique “murtad” dan menetapkan batas waktu 24 jam kepada pemerintah untuk memecat dia dari Kabinet.
Seorang pejabat senior mengatakan kepada AFP bahwa Siddique akan dipecat tetapi ia tidak berkomentar apakah itu terkait dengan permintaan dari para kelompok Islam.
“Keputusan telah diambil untuk memecat Siddique dari kabinet,” kata pejabat dari kantor perdana menteri, yang berbicara dengan kondisi anonim. Pejabat itu juga menambahkan bahwa keputusan pemecatan Siddique akan efektif setelah Hasina kembali ke Bangladesh.
Pada saat pertemuan yang berlangsung di New York pada Ahad (28/9) dimana Siddique menjadi pembicara tunggal, ia juga membuat komentar kritis terhadap pengaruh putra Hasina, Sajeeb Wazed Joy, yang menjadi penasihat teknologi perdana menteri. “Siapa Joy? Joy bukan bagian dari pemerintahan,” kata Siddique.
Siddique juga melontarkan kritikan pedas terhadap kelompok Jamaah Tablig. Dimana setiap tahun jutaan pengikut organisasi ini berkumpul di luar kota Dhaka dalam sebuah acara yang disebut oleh pemerintah Bangladesh sebagai pertemuan Muslim terbesar kedua setelah ibadah haji.
“Dua juta orang tidak melakukan pekerjaan apapun selain membuat kemacetan lalu lintas di seluruh negeri,” kata Siddique.
Siddique mengatakan bahwa sekitar dua juta orang yang berkumpul itu tidak melakukan pekerjaan apapun kecuali menimbulkan kemacetan lalu lintas di seluruh negeri,” kata Siddiqui.
Tidak ada komentar dari pihak Jamaat Tabliq.
(ameera/arrahmah.com)