SURIAH (Arrahmah.com) – Seorang mujahid mantan anggota “Daulah Islamiyyah”, atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, mengungkapkan kesaksiannya mengenai apa yang ia ketahui tentang kelompok itu.
Ia menyatakan bahwa ISIS tidaklah seperti apa yang terlihat dalam video-video propaganda mereka. Oleh karenanya ia menulis kesaksian ini agar kaum Muslimin tidak membuat kesalahan dengan “berhijrah” ke Daulah dan kemudian terjebak di sana.
Mujahid, yang tidak ingin disebutkan namanya untuk alasan keamanan dirinya dan saudara-saudara mujahidin lainnya yang masih berada di ISIS, menyatakan bahwa apa yang ia sampaikan berikut ini merupakan kebenaran yang akan ia pertanggungjawabkan di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala kelak. Berikut terjemahan kesaksiannya, yang dirilis tiga hari yang lalu, Selasa (17/3/2015).
Saya mulai dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, dan semoga shalawat serta salam tercurah atas utusan Allah, Muhammad ﷺ.
Pertama-tama saya ingin mengatakan bahwa saya bersumpah demi Allah bahwa apa yang saya katakan adalah kebenaran dan saya akan menemui Allah dengan membawa kesaksian ini.
Banyak mantan anggota Jabhah Nushrah yang berpindah ke Daulah menulis tentang kesalahan yang mereka lihat di Jabhah Nushrah terutama mereka yang tinggal di Atmeh, tempat di mana kita semua tahu tidak ada pertempuran yang terjadi, yang ada hanyalah tempat yang penuh dengan kafe internet dan mereka yang membuang-buang waktu. Itu lebih mirip seperti Turki dibanding Suriah.
Izinkan saya mengatakan bahwa karena beberapa pengalaman buruk yang kalian dapatkan dari salah satu Amir atau kesalahan yang kalian temukan dari suatu kelompok Mujahidin, itu bukan berarti merepresentasikan kebijakan kelompok tersebut secara menyeluruh. Tapi banyak pendukung Daulah menganggapnya seperti itu. Kami akan mengungkapkan sejumlah kesesatan dari Jamaah Daulah dan semoga para Ikhwan dapat melihat kenyataan sebenarnya.
Saya telah melihat sejumlah saudara dan saudari terutama di Barat yang berpikir bahwa jalan keselamatan adalah dengan berhijrah ke Daulah Islamiyyah.
Saya akan membeberkan kesaksian saya dan semoga para pembaca dapat mengambil pelajaran darinya, In syaa Allah.
Yang pertama adalah masalah takfir. Demi Allah kebanyakan dari mereka memanggil sebagian besar kelompok mujahid lainnya dengan sebutan Murtad. Saya dulu berbicara dengan seorang Syar’i Daulah yang saya kenal mengenai posisi kelompok-kelompok mujahidin seperti Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam, dan dia mengatakan bahwa, “mereka murtad.”
Para Ikhwan di Daulah tahu betul bagaimana sikap terhadap kelompok-kelompok Jihad seperti Jabhah Nushrah dan Ahrar Syam. Beberapa Ikhwan yang datang ke Daulah dari sebuah kelompok yang disebut Junud As-Sham dimasukkan ke dalam penjara dan disuruh untuk bertobat. Mereka diberitahu bahwa sebelumnya kalian murtad dan sekarang telah kembali Muslim lagi, mereka harus memperbarui syahadat mereka. Cerita ini dapat diverifikasi dengan menghubungi beberapa anggota kelompok itu.
Seorang Ikhwan yang kini telah meninggalkan Daulah mengatakan kepada saya, “Demi Allah saya tidak tahu berapa banyak darah kaum muslimin yang tumpah di tangan saya.”
Suatu hari Amir saya telah menangkap seorang yang dituduh mata-mata, dan ia membawanya kepada kami dan memerintahkan untuk menginterogasinya. Lalu kami membawanya ke penjara dan seorang Ikhwan mulai memukulinya dengan sangat keras dan tidak ada yang bisa menghalangnya. Setelah beberapa saat Amir kembali dan terkejut, ia berkata, “Apa yang telah kau lakukan kepadanya, saya tidak mengatakan dia murtad, saya hanya mengatakan dia setengah murtad!“
Subhanallah, demi Allah nyawa seorang Muslim tidak berharga bagi orang-orang ini.
Amir yang sama diketahui telah mengambil suap dari keluarga ‘para murtad yang kami tahan.’
Mereka tidak memiliki ilmu, demi Allah ada anggota Daulah yang mengkafirkan warga Suriah yang merokok, dan ada juga di antara anggota Daulah yang baru saja mulai mempelajari Islam dan bahkan tidak tahu gerakan dasar shalat dan mereka meremehkannya di mana terkadang mereka meninggalkan shalat dengan sengaja. Tapi mereka dengan sangat mudah mengkafirkan orang.
Ada seorang Amir bernama Abu Qaqa Jazrawi dan dia adalah orang yang bertanggung jawab di salah satu tempat tinggal muhajirah. Saya tidak tahu apakah dia masih di sana atau tidak. SubhanAllah, jika ada Akhwat yang datang dan mengatakan bahwa mereka ingin bertemu dengan Ikhwan yang mereka kenal secara online dan ingin menikah dengannya, Abu Qaqa kemudian berbohong dan mengatakan bahwa Ikhwan yang dicari telah syahid. Dia kemudian pergi ke teman-temannya dan menawarkan Akhwat itu ke mereka.
Misalnya dia mengatakan, “Saya punya seorang Akhwat Maroko yang siap menikah,” dan jika ada yang tertarik, dia mematok harga Akhwat tersebut. Demi Allah ini nyata. Saya bahkan mendengar dari seorang Ikhwan yang masih di Daulah bahwa ia mendapat $ 3.000 untuk seorang Akhwat.
Mereka mengklaim ingin melaksanakan syariah, tapi demi Allah mereka tidak menerapkannya pada diri mereka sendiri. Para pejuang itu tidak memiliki ilmu. Demi Allah saya telah melihat dengan mata saya sendiri setelah pertempuran beberapa Ikhwan memenggal kepala tentara rezim yang sudah tewas dan menendangnya seperti bola.
Sabda Nabi ﷺ tentang khawarij adalah usia mereka muda dan bodoh dalam berpikir (Ahdatsul Asnan Sufahaul Ahlam). Mayoritas pejuang Daulah dan pendukungnya berusia muda dan kurang pemahaman ilmu agama.
Mereka memfitnah para Ulama dan Ahli Ilmu yang tidak setuju dengan mereka. Mereka memisahkan diri dari umat seperti khawarij aslinya.
Saya tidak mengatakan mereka khawarij secara seluruhnya, tapi seperti yang kita lihat ada banyak kaum khawarij dalam tubuh Jamaah Daulah.
Allah yang menjadi saksi saya, banyak Ikhwan dan Akhwat yang mengirim pesan pada saya dan meminta saya untuk membantu mereka pergi. Mereka mengatakan bahwa mereka telah tertipu oleh video propaganda Daulah.
Tapi kita semua tahu bahwa jika ada Ikhwan yang mencoba untuk meninggalkan Daulah, maka ia akan dimasukkan ke dalam penjara atau bahkan dibunuh. Dan Demi Allah inilah mengapa saya tidak mengungkapkan identitas diri saya, karena di sana masih ada saudara-saudara yang sedang berusaha untuk melarikan diri, dan saya tidak ingin mereka dikaitkan dengan saya, saya ingin menjaga keselamatan saudara-saudara yang tersisa.
Demi Allah ini bukan khilafah tetapi lebih mirip diktator. Saudara-saudari di sana sangat tertindas. Saya menulis semua ini hanya karena saya tidak ingin kaum Muslimin membuat kesalahan dengan “berhijrah” ke Daulah dan kemudian terjebak.
Kita semua mendambakan Daulah Islamiyyah yang hakiki, kita semua menginginkan khilafah ala Minhajin Nubuwwah (atas metodologi kenabian), tapi hendaklah kita semua mendengarkan nasehat para alim ulama dan rasikhuna fil Ilmi. Agama kita bukanlah didasari dengan menonton video-video aksi pertempuran.
Banyak hal yang tidak bisa saya ungkapkan saat ini, karena dikhawatirkan dapat mengekspos beberapa Ikhwan yang sedang berupaya untuk melarikan diri dari Daulah.
Saya menulis kesaksian singkat ini untuk mengungkapkan bahwa Daulah tidaklah seperti yang kalian lihat di video. Daulah dapat membuat klaim apapun sesuka mereka.
In syaa Allah dalam tulisan berikutnya saya akan menjelaskan secara rinci tentang beberapa Amir dan bagaimana mereka.
Demi Allah apa yang saya katakan adalah kebenaran dan Allah adalah saksinya.
(aliakram/arrahmah.com)