GAZA (Arrahmah.id) – Pakar militer Mayor Jenderal Fayez al-Duwairi menyatakan bahwa tujuan strategis tentara pendudukan ‘Israel’ adalah menguasai kembali Jalur Gaza tetapi melalui dua tahap. Ia menegaskan bahwa ‘Israel’ ingin menciptakan realitas baru di bawah blokade, kelaparan, dan pembunuhan perlahan.
Dalam analisisnya mengenai perkembangan militer di Gaza, al-Duwairi menjelaskan bahwa tahap pertama adalah menguasai 25% dari total luas wilayah Gaza. Ia menambahkan bahwa wilayah pertanian di utara dan timur, serta koridor Netzarim, mencakup sekitar 10-12%.
Menurut pakar militer tersebut, ada upaya ‘Israel’ untuk menggandakan persentase ini di beberapa wilayah guna menyelesaikan tahap pertama rencananya.
Ia menyebutkan bahwa pendudukan telah memulai operasi ini di Beit Lahia (utara) dan Rafah (selatan), serta sedang memperluas wilayah timur yang dimulai dari lingkungan Shujaiya, kemudian akan bergerak ke lingkungan al-Tuffah, ditambah Jabalia dan timur lingkungan al-Zaytun.
Dalam konteks ini, tentara ‘Israel’ menyatakan bahwa mereka sedang memperluas operasi darat di utara Jalur Gaza. Sementara itu, Channel 14 Israel mengutip sumber ‘Israel’ yang menyatakan bahwa operasi militer di Gaza akan diperluas dan diperdalam secara bertahap.
Channel 12 Israel juga melaporkan bahwa operasi yang dilancarkan oleh Divisi 252 di lingkungan Shujaiya disertai serangan udara besar-besaran. Surat kabar Yedioth Ahronoth menyebutkan bahwa tentara memperluas zona penyangga di perbatasan Gaza, sementara pasukan Divisi 252 beroperasi di pinggiran Shujaiya.
Al-Duwairi menyimpulkan bahwa pendudukan ingin memaksakan realitas baru dengan mengusir paksa warga dan melakukan penghancuran sistematis untuk mencapai tujuannya.
Menurutnya, sejarah menunjukkan bahwa “tentara pendudukan akan tetap berada di wilayah mana pun yang mereka masuki selama mereka mampu, dan hanya akan pergi karena terpaksa atau dengan imbalan harga mahal yang dibayar oleh pihak lain.”
Ia menegaskan bahwa apa yang terjadi sekarang adalah penerapan literal dari kebijakan politik AS-‘Israel’, di mana tidak ada perbedaan antara pernyataan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Menteri Pertahanan ‘Israel’ Israel Katz.
Sebelumnya, The Wall Street Journal mengutip sumber-sumber yang mengetahui rencana Kepala Staf ‘Israel’ Eyal Zamir, yang ingin menghancurkan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) secara definitif melalui serangan darat besar-besaran.
Menurut surat kabar tersebut, Zamir ingin melancarkan serangan darat sebelum keputusan politik diambil dan siap mengerahkan pasukan dalam jumlah besar untuk menduduki Gaza dalam waktu yang tidak ditentukan. (zarahamala/arrahmah.id)