(Arrahmah.com) – Mengapa jihadi sepertinya sepi dari perbincangan mengenai catatan siksaan CIA yang kini mendominasi pemberitaan di Amerika serikat?
Thomas Hegghammer menuliskan dalam artikelnya yang diterbitkan oleh Foreign Policy :
Catatan penyiksaan CIA telah menghasilkan perbicangan besar di media-media AS. Banyak yang telah mengungkapkan perasaan marah dan terkejut terhadap status penyiksaan yang dilakukan dalam kebijakan “perang melawan teror”. Dalam pusat spektrum politik ada juga harapan bahwa era kegelapan Bush telah berakhir dan akan membebaskan Amerika, memperoleh kembali ketinggian moral.
Untuk forum-forum jihad internasional, dimana ribuan penganut Islam “fanatik” hadir untuk mendiskusikan ilmu agama, politik dan berita terbaru mengenai perang melawan teror setiap harinya. Minggu lalu mereka mendiskusikan topik berbeda, yaitu mengenai penyebaran virus flu babi yang akan mengakibatkan krisis finansial untuk negara-negara yang terjangkit, termasuk AS. Namun hampir tidak ada pembicaraan mengenai catatan penyiksaan.
Ini bukan disebabkan karena jihadi tidak memperhatikan mengenai bagaimana Amerika memberikan “suguhan” kepada para tahanannya. Gambar-gambar dari Guantanamo dan Abu Ghraib telah beredar di kalangan Al-Qaeda dan menjadi potensial terbesar sebagai alat perekrutan. Kebiadaban Abu Ghraib menjadi motivasi terpenting dan terbesar bagi para tentara jihad untuk datang ke Irak di tahun 2004 dan 2005.
Begitu pun diamnya Al-Qaeda dalam catatan penyiksaan yang hangat dibicarakan kemungkinan dikarenakan berakhirnya penyiksaan akan menjadi buruk untuk perekrutan. Para ahli strategi jihadi belum pernah mundur dan takut menghadapi diskusi publik internasional yang membicarakan tantangan objektif yang mereka hadapi.
Alasan untuk diamnya forum-forum jihad adalah bahwa Al-Qaeda tidak peduli sedikitpun tentang apa yang menjadi perdebatan mengenai catatan penyiksaan yang beredar di AS.
Lebih pastinya, Al-Qaeda tidak pernah peduli lokasi-lokasi hitam pada dasarnya. Mereka tidak pernah mengharapkan para pemimpinnya untuk diperlakukan lemah lembut, dan mereka telah mengenal sel bawah tanah di Kairo merupakan tempat terburuk dari yang pernah ada. Lebih dari itu, sekalipun CIA benar-benar menghentikan penyiksaan, AS terlanjur memiliki kredibilitas buruk di mata Muslim dunia dan hampir tidak ada orang yang akan percaya akan hal itu. Yang terpenting, Guantanamo dan Abu Ghraib telah mempersiapkan satu propaganda penting untuk bertahan selama satu generasi. Untuk para jihadi, catatan CIA seperti setetes air di samudra luas dari ketidakadilan yang dijalankan Barat untuk Muslim dunia.
Garis bawahnya adalah kerusakan yang disebabkan Guantanamo dan Abu Ghraib tidak dapat diperbaiki oleh AS. Catatan penyiksaan tidak akan dengan sendirinya membuat AS aman dari generasi-generasi jihadi di masa mendatang.
Membersihkan Amerika mungkin membuat para liberalis merasa baik mengenai diri mereka, tapi mereka tidak bisa berpikir bodoh bahwa ini akan membuat mereka aman. (haninmazaya/arrahmah.com)