TEHERAN (Arrahmah.id) – Iran dan Pakistan telah melakukan serangkaian serangan udara di wilayah masing-masing, memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas antara Teheran dan Islamabad.
Iran menyerang posisi di Pakistan pada Selasa (16/1/2024), menewaskan dua anak, menurut Islamabad.
Pakistan menanggapinya dengan menarik duta besarnya untuk Teheran dan melancarkkan serangan udara di wilayah Iran pada Kamis (18/1), yang menewaskan sembilan orang.
Eskalasi ini terjadi setelah bertahun-tahun kerusuhan di daerah perbatasan terpencil kedua negara dimana aspirasi separatis di kalangan minoritas Baloch di Iran telah menyebabkan gelombang pembunuhan dan pembalasan oleh milisi dan pasukan keamanan.
Hal ini menimbulkan ancaman dari Iran untuk meningkatkan aksi kontra-pemberontakannya melintasi perbatasan hingga ke Pakistan.
Apa yang telah terjadi?
Iran menggunakan drone dan rudal untuk menyerang sasaran kelompok separatis Balochi, Jaish Al-Adl, di barat daya Pakistan pada Selasa (16/1), menewaskan dua anak.
Iran mengatakan serangan itu sebagai respon terhadap serangan di wilayahnya sendiri, terfokus pada posisi Jaish Al-Adl, dan menghormati kedaulatan Pakistan.
Hal ini menyusul serangkaian serangan yang dilakukan milisi Jaish Al-Adl terhadap pasukan keamanan di Iran timur, termasuk serangan terhadap kantor polisi pada Desember yang menewaskan 11 petugas.
Teheran juga kemungkinan khawatir bahwa pengeboman pada peringatan Qassem Soleimani di Iran dua pekan lalu yang menewaskan 84 orang telah membuatnya tampak lemah dalam hal keamanan.
Islamabad menanggapinya dengan serangan udara terhadap pangkalan dua kelompok separatis Balochi di Iran pada Kamis (18/1), menewaskan sembilan orang.
Pakistan sebelumnya telah memulangkan duta besarnya dari Teheran dan mengatakan tidak akan mengizinkan duta besar Iran, yang saat ini berada di luar negeri, untuk kembali ke Islamabad.
Tiongkok berupaya menyelesaikan perselisihan antara kedua sekutunya.
Siapa Baloch, dan dimana Balochistan?
Baloch adalah minoritas linguistik dan etnis di Iran serta Pakistan yang 10 juta penduduknya sebagian besar tinggal di negara terakhir tersebut.
Mereka mayoritas beragama Islam Sunni sehingga menjadikan mereka juga agama minoritas di Iran yang agama dominannya adalah aliran Islam Syiah.
Mereka sebagian besar tinggal di wilayah terpencil, perbatasan Pakistan dan Iran, yang merupakan salah satu wilayah termiskin dan terbelakang di kedua negara. Di kedua negara, suku Baloch dilanda diskriminasi, pelayanan publik yang buruk, pengabaian pemerintah pusat, dan perlakuan kasar oleh aparat keamanan.
Hal ini menyebabkan ketidakamanan dan kejahatan termasuk penyelundupan berkembang pesat di wilayah mayoritas Baloch, yang mungkin berkontribusi pada munculnya milisi separatis dan fundamentalis Sunni.
Apa itu Jaish Al-Adl?
Jaish Al-Adl, kelompok separatis dan milisi Sunni, berupaya menciptakan tanah air di provinsi Sistan-Balochistan di Iran dan provinsi Balochistan di Pakistan.
Hal ini membuat mereka menjadi sasaran militer Iran dan Pakistan yang ingin membasmi separatisme di negara mereka yang beragam etnis dan agama, meskipun pemberontakan mereka berpusat di Iran.
Pasukan keamanan Iran telah menjadi sasaran khusus Jaish Al-Adl, yang mencakup kelompok milisi Sunni Jundullah.
Jaish Al-Adl dituduh menggunakan provinsi Balochistan di Pakistan untuk melakukan serangan lintas batas di wilayah tenggara Iran, wilayah yang dirusak oleh masalah keamanannya sendiri. Teheran menuduh Amerika Serikat, Pakistan dan negara-negara lain mendukung milisi tersebut.
Islamabad mengatakan pihaknya menargetkan Tentara Pembebasan Balochistan dan Front Pembebasan Balochistan di Iran timur pekan ini, yang melakukan kampanye pemberontakan mereka sendiri di Pakistan.
Balochistan dilanda ketidakamanan termasuk serangan terhadap polisi dan tentara, warga sipil dan kepentingan Tiongkok. (zarahamala/arrahmah.id)