JAKARTA (Arrahmah.id) – Norris Medicines telah menarik peredaran sirup obat batuk dan sirup alergi di India, yang menurut regulator obat di negara tersebut karena mengandung racun. Pihak BPOM India pada Jumat (6/10/2023) menyebutkan, kedua obat sirup tersebut hanya dijual di negaranya saja.
Hasil pengujian yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Standar Obat Pusat (CDSCO) India menunjukkan, kedua obat sirup tersebut terkontaminasi dengan dietilen glikol (DEG) atau etilen glikol (EG).
Diketahui, kandungan racun yang sama yang ditemukan dalam sirup obat batuk buatan India lainnya, yang disebutkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan lembaga kesehatan lainnya terkait dengan kematian lebih dari 140 anak di Gambia, Uzbekistan dan Kamerun sejak pertengahan tahun lalu.
Pihak regulator belum menyatakan adanya kerugian yang disebabkan oleh produk yang ditarik kembali oleh Norris Medicines.
“Semua stok telah ditarik dan data telah diserahkan ke CDSCO,” kata Direktur Pelaksana Norris Medicines, Vimal Shah, kepada Reuters.
“Kami tidak pernah mengekspor produk-produk ini. Kami sedang menyelidiki masalah ini dengan studi toksikologi. Kami telah menyelidiki (dan) tidak ada laporan kerugian,” lanjutnya.
Menurut uji laboratorium CDSCO pada Agustus lalu, Sirup obat batuk Trimax Expectorant produksi perusahaan tersebut yang dibuat pada bulan Januari, diketahui mengandung 0,118 persen EG. Sedangkan obat alergi Sylpro Plus Syrup, yang dibuat pada bulan Mei, mengandung 0,171 persen EG dan 0,243 persen DEG.
WHO menyebutkan batas amannya tidak lebih dari 0,10 persen. WHO, yang telah mengeluarkan beberapa peringatan mengenai obat-obatan India sejak tahun lalu, mengatakan kepada Reuters bahwa CDSCO telah menginformasikan tentang produk Norris.
Shah menolak menyebutkan berapa total botol kedua sirup yang dibuat Norris dan berapa banyak yang telah ditarik kembali.
“Kami telah memproduksi sirup ini selama 10 tahun terakhir tanpa ada keluhan apa pun. Akhir-akhir ini, dietilen glikol dan etilen glikol telah dimasukkan ke dalam daftar pengawasan CDSCO karena insiden di luar negeri,” katanya.
Regulator obat-obatan di negara bagian Gujarat, tempat Norris bermarkas dan memiliki dua pabrik yang berdekatan, telah menutup semua produksinya, dengan alasan pelanggaran praktik manufaktur yang baik setelah inspeksi bulan lalu.
(ameera/arrahmah.id)