(Arrahmah.com) – Setelah Tashkent, Samarkand adalah kota terbesar kedua di Uzbekistan. Dengan sejarah 2.750 tahun, Samarkand dianggap sebagai salah satu kota tertua di dunia. Dulunya, itu adalah ibu kota negara Sogdiana yang kuat: peradaban tua dan provinsi terpenting dari Kekaisaran Persia Pertama. Dikelilingi oleh pegunungan, gurun dan stepa, Sogdiana adalah daerah yang sangat kaya dan subur berkat irigasi.
Karena lokasinya di Jalur Sutra, Samarkand menjadi salah satu kota paling berkembang di Asia Tengah selama berabad-abad, sebelum dan sesudah penaklukan Arab-Islam. Perdagangan internasional sangat penting di Samarkand. Samarkand tumbuh sebagai pusat komersial terpenting di Asia Tengah. Pedagang dari kerajaan yang berbeda bertemu, berdagang, dan bertukar ide satu sama lain di Samarkand. Tidak heran jika Alexander Agung menaklukkan permata ini pada 329 SM dan berkata: “Semua yang saya dengar tentang keindahan kota ini adalah benar, jauh lebih indah dalam kenyataan.”
Pada abad ke-8, Samarkand ditaklukkan oleh orang Arab dan Muslim. Selama Dinasti Umayyah, Samarkand makmur sebagai pusat perdagangan di rute antara Baghdad dan Cina. Pada masa pemerintahan Abbasiyah, Samarkand menjadi ibu kota Asia Tengah dan berkembang menjadi pusat peradaban Islam yang sangat penting. Di sinilah, dekat Samarkand, perawi besar yang menulis kumpulan hadits, bernama Imam al-Bukhari, dimakamkan. Di bawah Dinasti Samanid Khorasan (874–999) dan di bawah pemerintahan Seljuk berikutnya dan “shah” (shah adalah gelar yang diberikan kepada seorang kaisar di Persia) dari Khwarazm, Samarkand terus berkembang dan menjadi makmur. Periode tergelap dalam sejarah Samarkand ditandai dengan invasi Mongol pada 1220 yang dipimpin oleh Genghis Khan.
Samarkand, ibu kota Timurids
Setelah periode kegelapan, Samarkand bangkit kembali pada abad ke-14. Tamerlane (juga dikenal dengan nama Persia dan Turki Timur), adalah pendiri dan penguasa Kekaisaran Timurid yang baru. Samarkand menjadi ibu kota kerajaan barunya dan di bawah pemerintahannya kota itu mencapai kemegahan terbesar dan tumbuh sebagai kota yang paling berkembang. Dia merenovasi kota dan mengundang seniman, arsitek, dan pengrajin dari seluruh kekaisarannya untuk tinggal di Samarkand. Tamerlane memang orang yang kejam terhadap musuhnya, tapi juga penyayang terhadap mereka yang memiliki kompetensi artistik khusus. Mereka di perintahkan untuk menjadikan Samarkand kota terbesar dan paling menakjubkan. Dan juga menjadi permata Asia Tengah dan dunia.
Tempat paling mengesankan di Samarkand adalah Registan Square, yang berarti “tempat berpasir”. Registan Square adalah lapangan umum besar yang di tiga sisinya dikelilingi oleh kompleks masjid, khan (khan adalah semacam tempat menginap karavan) dan madrasah. Registan Square dibangun kembali beberapa kali antara 1370 dan 1500 oleh Timurids.
Setelah kematian Tamerlane, kekaisaran Timurids dengan cepat menjadi lemah dan akhirnya benar-benar kehilangan kekuatannya pada akhir abad ke-15. Itu diperintah oleh Uzbek selama empat abad berikutnya. Samarkand menjadi bagian dari emirat Bukhara dan jatuh ke tangan pasukan Rusia pada tahun 1868. Pada tahun 1925, Samarkand menjadi ibu kota Republik Sosialis Soviet Uzbekistan, namun pada tahun 1930 digantikan oleh Tashkent.
(*/Arrahmah.com)