(Arrahmah.com) – Para amir dan komandan mujahidin di Suriah bersama sejumlah ulama dan tokoh Islam di dalam negeri Suriah telah bekerja keras secara intensif untuk mendamaikan konflik intern mujahidin di Suriah. Khususnya konflik bersenjata antara mujahidin ISIS di satu pihak dengan mujahidin Jabhah Islamiyah [terkhusus lagi Jaisyul Islam] dan Jaisyul Mujahidin di pihak lainnya, yang diperkeruh oleh kelompok-kelompok preman, penjahat, dan agen-agen Barat.
DR. Iyad Qunaibi, seorang ulama muda Yordania yang selama ini konsisten mendukung dan mengikuti jihad di Suriah sejak awal revolusi rakyat meletus pada Maret 2011, adalah salah satu tokoh Islam yang berusaha mendamaikan konflik tersebut. Beliau rajin menulis tanggapan dan nasehat untuk mujahidin dari kedua belah pihak agar mereka berdamai, menghentikan perang dan melakukan pengadilan syariat yang indipenden dan netral.
Berikut ini adalah terjemahan dari tulisan beliau yang berjudul “Slogan-slogan semata sudah tidak lagi berguna bagi kita” dirilis pada Senin (20/1/2014). Tulisan beliau bagi masing-masing pihak mujahidin yang berkonflik di Suriah mungkin dirasakan “pedas” dan “tajam”. Namun insya Allah akan membawa manfaat bagi usaha perdamaian dan penghentian konflik intern mujahidin di Suriah.
Dan segala puji bagi Allah, setelah tulisan beliau ini dirilis ulang oleh sejumlah situs jihad internasional, muncul tanggapan-tanggapan positif, kritikan konstruktif dan nasehat dari ulama syariat mujahidin ISIS, Syaikh Abu Ubadah Al-Maghribi hafizhahullah dan pihak lainnya. Semoga tanggapan-tanggapan positif, kritikan-kritikan obyektif dan nasehat mereka juga menyusul bisa diterjemahkan oleh arrahmah.com untuk para pembaca budiman.
Slogan-slogan semata sudah tidak berguna lagi bagi kita
Dengan nama Allah. Segala puji bagi Allah semata. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah.
Berkaitan dengan pesan audio pemimpin Jama’ah Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) Abu Bakar Al-Baghdadi, dimana di dalamnya beliau siap untuk memaafkan brigade-brigade yang memerangi “Daulah” dan beliau mengajak mereka untuk bersatu guna memerangi Nushairiyah; di dalamnya beliau menegaskan bahwa beliau dan tentara-tentaranya tidaklah datang ke Suriah kecuali untuk menolong penduduk Syam sehingga merupakan sebuah kedustaan jika mereka dituduh membunuh penduduk Syam dan bahwasanya mereka mengangkat panji penerapan syariat sehingga merupakan sebuah kezaliman jika mereka dituduh menolak untuk berhukum kepada syariat.
Apakah sikap saya terhadap pesan audio beliau tersebut?
Jawabannya singkat saja: semua isi pembicaraan beliau tersebut sudah tidak berguna lagi bagi saya! Demikian pula, juga sudah tidak berguna lagi bagi saya banyaknya pernyataan dari pihak lain [yang berseberangan dengan ISIS, edt]
· Sudah tidak berguna lagi bagi saya ceramah-ceramah yang pura-pura tidak mengetahui sebab terjadinya fitnah yang saat ini melanda, sama sekali memisahkan diri dari realita dan pura-pura tidak kebijakan-kebijakan keliru yang sebelumnya telah kami peringatkan untuk diwaspadai selangkah demi selangkah dan kami telah mengingatkan bahwa ia akan menjadi sebab bagi meledaknya fitnah.
· Sudah tidak berguna lagi bagi saya ceramah-ceramah yang pura-pura tidak mengetahui penangkapan, penculikan dan pembunuhan tanpa bukti-bukti yang nyata, dimana yang terbaru adalah penyiksaan, pembunuhan dan pencincangan terhadap Dokter Ar-Rayyan seorang komandan Ahrar Asy-Syam, dan penculikan serta pembunuhan terhadap Abu Sa’ad Al-Hadrami pemimpin Jabhah Nushrah di propinsi Raqqah. Ceramah-ceramah tersebut pura-pura tidak mengetahui bahwa pembunuhan terhadap dua orang komandan ini dan memancing kemarahan kedua kelompok mereka terjadi setelah para pemimpin melakukan proses perundingan, sehingga mereka mengemban tanggung jawabnya dan itu bukan sekedar “kesalahan personil [oknum, edt]”
· Sudah tidak berguna lagi bagi saya ceramah-ceramah yang menolak untuk mengakui kesalahan, menolak terapi terhadap kesalahan tersebut, membatasi keburukan pada diri pihak yang menyelisihinya dan meringkas cerita dengan cara yang tidak menghormati akal para pendengar: bahwa “Daulah” telah memfokuskan diri untuk menaklukkan wilayah-wilayah maka kelompok-kelompok pejuang lainnya menemukannya sebagai kesempatan untuk berkhianat kepadanya dan menikamnya dari belakang punggungnya padahal sebelumnya kelompok-kelompok pejuang tersebut belum pernah melakukan dosa terhadap hak “Daulah”.
· Sudah tidak berguna lagi bagi saya ceramah-ceramah yang mencukupkan diri dengan sanggahan secara umum tanpa memberikan penjelasan terhadap peristiwa-peristiwa memilukan yang banyak terjadi dan dinisbahkan kepada kelompok “Daulah” ini, seperti pembunuhan terhadap para tawanan saat “Daulah” melakukan penarikan-penarikan mundur pasukannya…kita tidak mendengar peniadaan [sanggahan] atau penetapan [pengakuan] atau penyebutan alasan maupun penjelasan.
· Sudah tidak berguna lagi bagi saya penegasan akan komitmen kepada syariat jika berhukum kepada syariat itu bermakna penculikan, kemudian pembunuhan, kemudian pembenaran [justifikasi], seperti terjadi terhadap komandan mujahid Abu Sa’ad Al-Hadrami, dimana penjelasan “Daulah” menegaskan “ia terbukti telah murtad” tanpa ada bukti-bukti nyata dan pengadilan terbuka!!!
· Sudah tidak berguna lagi bagi saya ceramah yang mengungkapkan sikap toleransi, namun pada realita lapangan diselisihi oleh peledakan bom-bom mobil yang dijustifikasi sebagai melawan “milisi-milisi Shahawat”, kemudian kita melihat peledakan bom-bom mobil tersebut tidak saja mengenai orang-orang yang memperkosa wanita dan membunuh muhajirin, namun juga mengenai seluruh brigade yang berselisih dengan “Daulah”.
· Sudah tidak berguna lagi bagi saya ceramah yang menegaskan peperangan melawan Nushairiyah sebagai tujuan hakiki, sementara kita melihat jumlah bom mobil dalam dua pekan ini yang dipergunakan melawan “milisi-milisi Shahawat” versi definisi “Daulah” yang sangat amat luas, jauh lebih banyak dari bom mobil yang dipergunakan oleh “Daulah” terhadap Nushairiyah dan sekutu-sekutunya dalam rentang waktu delapan bulan [April 2013 sampai Desember 2013, edt]; 27 bom mobil berbanding 20 bom, belum lagi bom-bom mobil hari ini yang tidak diakui oleh “Daulah”.
Sebaliknya juga demikian:
· Sudah tidak berguna lagi bagi saya ceramah komandan Jaisyul Islam, Zahran ‘Alusy yang menyatakan Jama’ah “Daulah” sebagai Khawarih dan wajib diperangi, setelah peperangan melawan “Daulah” menyebabkan terjadinya kezaliman-kezaliman baru, para penjahat dan pencuri serta “milisi Shahawat” sejati menjadikannya sebagai tangga untuk melakukan kejahatan-kejahatan mereka dengan memanfaatkan situasi kekacuan [chaos] yang terjadi.
· Sudah tidak berguna lagi bagi saya ceramah apapun dari kelompok Jabhah Islamiyah atau kelompok Jaisyul Mujahidin yang menegaskan keharusan melanjutkan peperangan [melawan “Daulah”] ini yang kita mengetahui bahwa musuh-musuh kita menginginkan terus berlanjutnya peperangan ini, dan kita mengetaui bahwa peperangan dalam bentuknya saat ini tidaklah akan menampakkan kebenaran sebagai kebenaran dan menampakkan kebatilan sebagai kebatilan, dan kita mengetahui bahwa para pemuda mujahidin dari kedua belah pihak yang berperang menjadi korban dari sikap ghuluw [ekstrim] dan korban dari sikap taqshir [terlalu gegabah dan meremehkan] dalam mencegah sikap ghuluw dan hal-hal yang menyuburkannya.
· Sudah tidak berguna lagi bagi saya ceramah apapun dari kelompok Jabhah Islamiyah yang menegaskan akan melanjutkan peperangan, setelah peperangan ini menyebabkan kemunculan beberapa brigade yang namanya bagus, seakan-akan Jabhah Islamiyah berada dalam barisan yang namanya [reputasinya] buruk, seperti Jabhah Tsuwar Suriya [Front Revolusioner Suriah] dan “Ahrar Suriya”, dan kita tidak melihat kelompok yang pertama mencegah kelompok yang kedua dari melakukan kejahatan dan tindakan aniaya selama berlangsungnya fitnah ini.
Ceramah-ceramah sudah tidak berguna lagi bagi saya. Pengolahan bahasa dan mengetuk tali perasaan sudah tidak berguna lagi bagi saya. Massa “puber” dari fans kedua belah pihak, yang mengharuskan saya untuk memberikan tanggapan ketika pihaknya mencatat dirinya sebagai “target” serangan pihak lainnya, sudah tidak berguna lagi bagi saya.
Berita-berita yang memanas-manasi dan memprovokasi peperangan, dimana tidak ada jalan untuk melakukan klarifikasi tanpa sikap memvonis, yang menampakkan “mujahidin” secara umum di hadapan masyarakat dengan penampilan paling buruk, sementara orang tersebut menampilkan berita-berita provokasi tersebut untuk mendukung “pihaknya” dan tidak memikirkan hal selainnya…sudah tidak berguna lagi bagi saya.
Semua hal itu tidak lagi berguna bagi saya, sedangkan saya melihat sebuah bangsa yang miskin dan dihancurkan, hampir-hampir bangsa tersebut membenci setiap orang yang menelantarkannya, dimana pada saat yang sama orang tersebut justru mengindahkan perasaaan orang-orang lain, membagus-baguskan dirinya di hadapan mereka dan berkompromi dengan mereka agar tidak terkena celaan mereka atau agar para pengikutnya tidak berkurang!!!
Semua hal itu tidak lagi berguna bagi saya, sedangkan saya melihat bahwasanya Allah Ta’ala hampir-hampir menimpakan kepada kita, akibat dosa-dosa kita, musuh yang menjajah kita, tidak takut kepada-Nya dan tidak berkasih sayang kepada kita, sehingga musuh penjajah tersebut menyapu bersih kita dari kancah di Syam di saat kita satu sama lain saling beradu tanduk.
Yang berguna bagi saya adalah mengejawantahkan ceramah-ceramah tersebut dalam tindakan-tindakan nyata.
Al-Baghdadi menampakkan sikap toleransi? Jika begitu hendaklah ia mengumumkan penghentian bom-bom mobil, menghentikan peperangan, dan menarik mundur pasukan-pasukannya dari titik-titik pemeriksaan. Sesungguhnya kami bahagia pada hari ini Daulah berlepas diri dari dua buah bom mobil, semoga itu menjadi awal yang baik.
Adapun jika “Daulah” masih melanjutkannya, maka ia bertanggung jawab atas orang-orang penyusup [infiltran] yang mempergunakan situasi kekacauan dan lampu hijau tersebut untuk melakukan peledakan-peledakan yang memakan korban tanpa memilih-milah.
Jabhah Islamiyah dan Jaisyul Mujahidin berpendapat keduanya memiliki hak-hak atas “Daulah”? Jika begitu hendaknya keduanya menghentikan peperangan yang tidak mengembalikan hak kepada keduanya. Hendaknya keduanya mengumumkan gencatan senjata dan penarikan mundur pasukan-pasukan mereka dari titik-titik pemeriksaan. Hendaknya keduanya mengumumkan pemisahan diri dari gerombolan-gerombolan Ma’ruf dan Afasy [dua kelompok kriminal yang memerangi Daulah, edt].
Setiap pihak menegaskan dirinya berhukum kepada syariat dan mengingkari jika tidak disifati demikian? Jika begitu, hendaknya mereka membentuk Hai’ah Tahkim [Lembaga Peradilan] indipenden yang diridhai oleh kedua belah pihak yang berkonflik agar Hai’ah Tahkim tersebut memutuskan semua perkara mereka, dan dengan batasan waktu yang sangat terbatas. Hendaknya anggota Hai’ah Tahkim tersebut berasal dari orang-orang yang mengucilkan diri dari fitnah [tidak terlibat dalam peperangan antar kelompok jihad di Suriah, edt]. Jika bumi Syam kosong dari para tsiqah [ulama dan tokoh terpercaya, edt] yang memutuskan perkara kezaliman-kezaliman dengan syariat Allah, maka umat Islam tidak pernah kosong dari kebaikan!!! [maksudnya, jika para ulama dan tokoh tsiqah tidak ada di Suriah, bisa diambil dari umat Islam di luar Suriah, edt]
Inilah yang berguna bagi saya. Setelah ini, kami akan mengikuti pihak yang ridha untuk melakukan gencatan senjata dan melakukan tahkim [pengadilan oleh Hai’ah Tahkim indipenden, edt] tanpa menunda-nunda, kemudian ia menetapi keputusan tahkim tersebut.
Jika pihak manapun nekad untuk menyelisihinya, melakukan penipuan terhadapnya dan mengkaburkannya dengan alasan-alasan dan kajian-kajian “syar’i”! dan lebih banyak ceramah atau berita provokasi yang dengannya ia mengesankan “kesetanan” pihak yang lain, sebagai justifikasi atas sikapnya yang menghindar dari tahkim, maka kami segala puji bagi Allah tidak mengikuti pihak manapun dan kami tidak menerima upah apapun darinya, dan kami tidak mendapati penghalang apapun untuk menyerukan kepada anggota-anggota pihak tersebut untuk keluar dari pihak tersebut selama pihak tersebut menolak tahkim indipenden. Lebih baik bagi mereka berjihad secara individu-individu daripada berperang di bawah bendera buta.
Ya Allah, tautkanlah di antara hati mujahidin, kumpulkanlah kalimat dan satukanlah barisan mereka!
Wassalamu’alaykum wa rahmatullah wa barakatuh
Iyad Qunaibi
twitter.com/EYADQUNAIBI
facebook.com/eyadqunaibi7
(muhib al majdi/arrahmah.com)