(Arrahmah.com) – Mentri Dalam Negeri Libya, Fauzi Abdul ‘Ali, memperingatkan keberadaan beberapa kelompok besar yang memiliki senjata dan memiliki pemahaman “ekstrim” di Libya. Peringatan itu dinyatakan oleh Abdul ‘Ali di hadapan para wartawan pada Selasa (28/8/2012).
Kelompok-kelompok ekstrim yang besar dan memiliki persenjataan tersebut tak lain adalah kelompok-kelompok salafi jihadi di Libya. Dalam beberapa pekan terakhir kelompok-kelompok itu menghancurkan kubah-kubah kuburan yang menjadi ajang kesyirikan.
Abdul ‘Ali mendapat kritikan pedas dari lembaga tertinggi negara, Majelis Permusyawaratan Umum Nasional, karena dianggap tidak becus memadamkan “kerusuhan”. Media massa Libya menyalahkan Abdul ‘Ali sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas krisis tersebut.
Tak tahan atas kritikan pedas bertubi-tubi itu, Abdul ‘Ali pun mengajukan pengunduran dirinya. “Saya tak akan menerjuni peperangan yang mendatangkan kerugian dan membunuh masyarakat hanya karena urusan kuburan,” ujar sang mentri.
Keengganan Departemen Dalam Negeri Libya untuk memadamkan “kerusuhan” dengan kekuatan senjata mengindikasikan kekuatan kelompok-kelompok salafi jihadi di Libya tidak bisa diremehkan. Jumlah personal dan kekuatan persenjataan mereka sampai mengecutkan nyali sang mentri.
“Mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuatan yang besar dari sisi jumlah personal dan persenjataan di Libya. Jika kita menyelesaikan konflik dengan pendekatan keamanan, kita terpaksa harus menggunakan kekuatan senjata melawan kelompok-kelompok itu. Mereka itu memiliki persenjataan. Mereka itu kelompok-kelompok yang besar. Kita tidak boleh menutup mata atas hal itu.”
Pada Ahad (26/8/2012), Abdul ‘Ali mengajukan pengunduran dirinya. Namun konflik semakin rumit dan tidak bisa dikendalikan. Dua hari kemudian Abdul ‘Ali kembali muncul di publik dan mengumumkan pembatalan pengunduran dirinya.
“Ketika aku mengajukan pengunduran diriku, aku meyakini akan bisa melegakan banyak pihak. Tapi nampaknya hal itu justru membuat krisis keamanan semakin rumit. Untuk itu saya menarik kembali keputusanku. Aku membatalkan pengunduran diriku dan aku siap melanjutkan tugasku, “kata sang mentri.
(muhib almajdi/arrahmah.com)