BERLIN (Arrahmah.com) – Jerman tengah mendiskusikan izin bagi perayaan liburan Islam di tingkat negara bagian di mana sejumlah besar Muslim tinggal, Al Jazeera melaporkan pada Ahad (15/10/2017).
Diskusi itu muncul setelah menteri dalam negeri mendukung gagasan tersebut pada 10 Oktober lalu.
Thomas De Maiziere, anggota Uni Demokratik Kristen (CDU) yang memenangkan pemilihan federal bulan lalu, memberikan komentarnya dalam sebuah kampanye untuk pemilihan negara bagian di Lower Saxony di barat laut negara tersebut.
“Saya bersedia membicarakan kemungkinan mengenalkan liburan Islam ini,” kata de Maiziere.
Menurut konstitusi Jerman, 16 negara bagian dapat memutuskan sendiri terkait perayaan hari libur keagamaan.
“Di daerah di mana banyak orang Katolik tinggal, kita merayakan Hari Suci, dan di daerah dimana tidak banyak orang Katolik hidup, kita tidak merayakan Hari Suci. Jadi mengapa kita juga tidak memikirkan liburan Islam?” kata de Maiziere.
Satu-satunya hari libur di bawah undang-undang federal – yang berarti semua negara harus menandai kesempatan tersebut – adalah Hari Persatuan Jerman, di mana penyatuan kembali Jerman Barat dan Timur dirayakan.
“Tapi secara umum, liburan kita adalah Kristen dan akan tetap seperti itu,” tambah de Maiziere.
Sementara itu, anggota CSU, adik partai konservatif Kristen CDU yang hanya beroperasi di negara bagian Bavaria, mengkritik sikap de Maiziere.
“Secara resmi memperkenalkan hari libur Islam di Jerman ada di luar bahasan kami,” kata Alexander Dorbrindt, pemimpin anggota parlemen CSU.
Anggota CSU lainnya mencatat bahwa “tradisi Kristen … telah membentuk Jerman selama ratusan tahun dan hal itu tidak akan berubah hari ini.”
Dalam sebuah wawancara dengan koran Jerman Bild, menteri dalam negeri Bavaria, Joachim Herrmann, tidak setuju dengan gagasan de Maiziere, dengan mengatakan bahwa dia tidak yakin akan dilaksanakan di Bavaria.
Partai AfD yang anti-imigran mengecam rencana menteri dalam negeri tersebut.
“CDU bisa saja menghendaki liburan Islam, itulah yang membuat AfD berbeda: kami bilang TIDAK! TIDAK! TIDAK, untuk gagasan itu,” kata Beatrix von Storch, wakil pemimpin AfD, menulis di Twitter-nya.
Namun, beberapa politisi bereaksi positif terhadap rencana tersebut.
Martin Schulz, kepala Partai Demokratik Sosial Jerman, mengatakan kepada kantor berita pers Jerman DPA bahwa gagasan de Maiziere “patut dipikirkan”.
Jerman adalah rumah bagi 4,4 juta penduduk Muslim, lebih dari lima persen dari populasi, yang kebanyakan tinggal di Berlin atau kota-kota barat.
Mayoritas Muslim Jerman berasal dari Turki dan tiba di tahun 1960-an dan 70-an. (althaf/arrahmah.com)