(Arrahmah.com) – Aktivis dakwah harus waspada dan berhati-hati terhadap segala bentuk muslihat yang akan melemahkan semangat dan menyimpangkan orientasi perjuangan. Melemahkan mental ideologi aktivis perjuangan menegakkan syariat Islam, dengan iming-iming jabatan serta beragam rayuan dunia lainnya merupakan salah satu siasat musuh Islam.
Pada umumnya mereka yang istiqamah di atas jalan dakwah, kehidupan dunianya sangat sederhana, kondisi ekonomi keluarga mendekati melarat. Sehingga seringkali dijadikan obyek pelemahan, target untuk ditaklukkan secara ekonomi dan politik.
Ketika rezim Bung Karno sedang gencar mempropagandakan campur sari ideologi Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme) hampir semua tokoh orpol dan ormas Islam dibuai dengan janji bila perlu intimidasi untuk ditaklukkan dengan iming-iming jabatan, proyek dan usaha mengejar dunia lainnya. Satu satunya parpol Islam yang gagal ditaklukkan Soekarno adalah Masyumi. Sedang parpol lainnya, seperti Parmusi, PSII, NU dll larut dalam pesona dan myslihat politik Bung Karno, sehingga perpecahan umat tidak bisa dihindarkan. Di zaman sekarang godaan dunia lebih dahsyat lagi. Parta Islam ramai ramai menolak formalisasi syariat Islam, bahkan mengaku sebagai partai berbasis agama saja tidak berani. Semua larut dalam tipuan demokrasi, liberalisme, seakan agama menjadi ancaman padahal konstituennya semuanya orang beragama.
Di dalam Al Quran sudah diingatkan Allah bagaimana musuh Islam mengiming-imingi dengan kekayaan dunia untuk melemahkan semangat juang para aktivis sebagai faktor kekuatan Islam.
“Wahai Muhammad, tabahkanlah dirimu bersama orang-orang yang tekun beribadah kepada Allah baik pagi maupun sore hari demi mencari keridhaan-Nya. Jangan alihkan perhatian kamu dari orang-orang yang tekun beribadah, hanya karena kamu menginginkan kesenangan hidup dunia. Janganlah kamu taat kepada orang-orang yang lalai mengingat Allah dan mengikuti hawa nafsunya. Usaha mereka itu pasti sia-sia.” (QS Al-Kahfi (18) : 28).
Inilah peringatan Allah, memberi sinyal siasat musuh menghancurkan Islam. Rayuan jabatan, kekayaan, dan hidup nyaman bukan siasat remeh. Hatta seorang Nabi pun diperingatkan Allah supaya waspada, membuktikan efektifnya godaan dunia melumpuhkan para aktivis. Bagaimana sikap positif dan produktif menghadapi godaan iming iming dunia agar tidak tergelincir dalam jebakan musuh Islam?
Pertama, selektif mencari teman bergaul, yang tidak cacat dalam perjuangan agama Allah. Ciri mereka, taat beribadah untuk mencari keridhaan-Nya. Sekalipun sibuk kerja mencari nafkah, tapi dia tidak mengabaikan ibadah pada Allah. Pelihara hubunganmu dengan orang yang taat beribadah, shalih dalam kata dan perbuatan, istiqamah dalam kebenaran. Carilah orang seperti ini menjadi teman perjuangan menegakkan agama Allah. Jangan jauhi atau alihkan perhatianmu dari mereka karena mengejar dunia. Raih dukungan orang shalih dan berakhlak mulia. Sebab orang yang semangat ibadahnya lemah, tidak peduli halal-haram, mungkin secara lahiriah dia pintar, kuat ekonominya, ditengah jalan pasti akan menelikung.
Ada Kyai, tokoh agama, tapi membela pelacuran, doyan riba. Ketika orang membela syariat Islam dia menentang, sebaliknya saat banyak orang gusar dan resah dengan merajalelanya kemaksiatan, aliran sesat dia malah mendukung dengan alasan toleran dan kebebasan.
Bergaul dengan orang orang yang rela mengorbakan agama karena mengejarkan keuntungan dunia pasti akan menggerus akidah, akhlak dan ibadah kita, kecuali kita bisa mempengaruhinya membela agama.
Kedua, jangan menaati orang orang yang lalai, durhaka pada Allah, oportunis. Orang yang mengabaikan agama demi mengejar keuntungan dunia, waspadakah terhadapnya. Ketika seorang muslim memusahkan akidah dengan amal, konsekuensinya bisa murtad. Misalnya, bergabung dengan rotary club, lion club, termasuk organisasi syiah, karena membawa misi kemanusiaan, menyantuni orang miskin, hanya akan membawa petaka. Bersinergi dan kerjasama dengan orang kafir, tanpa peduli halal-haram akan berakhir sia sia.
Ketika pemerintah Arab Saudi kerjasama dengan Amerika melawan stigma terorisme, seperti juga Indonesia, pengaruh buruknya luar biasa. Perpecahan dan permusuhan sesama muslim sulit dihindari. Keberanian orang Islam melawan kezaliman menjadi hilang.
Menghadapi rayuan dunia dan sulitnya cari teman perjuangan yang istiqamah, Allah memberi solusinya.
“Wahai Muhammad, katakanlah: “Al-Qur’an itu datang dari Allah, Tuhan kalian. Siapa saja yang mau mempercayainya, silakan ia beriman; dan siapa saja yang tidak mempercayainya, silakan ia kafir.” Sungguh Kami telah menyediakan siksa neraka bagi orang-orang yang mengingkari Al-Qur’an. Api neraka selalu mengepung mereka. Jika mereka meminta pertolongan, mereka akan diberi minuman yang sangat tidak enak berupa air mendidih yang justru membakar wajah-wajah mereka. Neraka adalah tempat istirahat yang sangat buruk. (QS Al-Kahfi (18) : 29)
Menyalahgunakan agama untuk mengejar jabatan, sukses ekonomi, popularitas, merupakan bukti seorang muslim lemah akidah, disorientasi perjuangan.
Tujuan dakwah, mengajak manusia beriman kepada Allah, sekalipun manusia membenci. Dan bukan sebaliknya, manusia menyukai si Dai karena pluralis, demokratis, tapi tidak mau beriman pada Allah.
Oleh karena itu, sampaikanlah Alquran terus terang, denan cara yang benar, cerdas, dan berani. Jangan takut hanya karena asumsi belum saatnya, masyarakat belum siap, nanti kita dimusuhi. Asumsi demikian dapat menghambat dakwah, sehingga suara kebenaran terlambat dan terhambat sampainya pada umat.
Islam tidak akan pernah aman dari ancaman musuh berbaju Islam tapi memperalat Islam untuk meraih keuntungan dunia semata. Maka waspadalah!
Seri Kajian Malam Jum’at, 28 Januari 2016
Al Ustadz Drs. Muhammad Thalib
Notulen, Irfan S Awwas
(*/arrahmah.com)