BANGLADESH (Arrahmah.com) – Pemerintah Bangladesh – polisi, Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) dan penjaga pantai Bangladesh – menangkap lebih dari 313 Muslim Rohingya dari berbagai sudut perbatasan Bangladesh-Myanmar pada bulan ini, kata Hasyim penduduk lokal perbatasan, seperti dilansir KPN pada Sabtu (22/6/2013).
Menurut beberapa sumber, sebagian besar Muslim Rohingya ditangkap oleh BGB di titik perbatasan – Shapuridip, pusat Teknaf, Dumdum Meah dan Whykong – pos pemeriksaan BGB dan Taungbro di distrik Cox Bazar.
“Di antara para tahanan, sebagian dipaksa kembali ke Myanmar dan sebagian lainnya dikirim ke penjara oleh pihak berwenang Bangladesh.”
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa Muslim Rohingya datang ke Bangladesh dari Myanmar untuk mencari perlindungan karena penganiayaan, pembunuhan, pelecehan dan pelanggaran HAM oleh pemerintah Myanmar.
Tidak ada kehidupan yang aman bagi warga Rohingya [yang sebagian besar Muslim] dan properti mereka di negara bagian Arakan, Myanmar, sehingga mereka meninggalkan tanah air mereka dan mengungsi, dengan berbagai resiko, ke negara-negara lain [juga] dengan perahu untuk mencari peluang yang lebih baik, kata seorang mahasiswa yang baru melintasi perbatasan Myanmar-Bangladesh.
Menurut sumber BGB, anggota Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) memaksa 19 warga Rohingya untuk kembali ke Myanmar melalui perbatasan Cox Bazar pada Kamis (20/6).
“Lebih dari 313 Rohingya didesak mundur [dari Bangladesh] pada bulan ini setelah penangkapan mereka ketika mereka melarikan diri tanah air mereka di tengah penganiayaan [yang mereka alami].”
Seorang tetua desa Rohingya berkata kepada KPN, “Kami tidak memperoleh keamanan di Arakan, Myanmar dan Bangladesh, ke mana kami harus pergi?” (banan/arrahmah.com)