IDLIB (Arrahmah.id) – Untuk kesekian kalinya pesawat-pesawat Rusia kembali mengebom kota dan desa-desa di Idlib dan Aleppo pada Jumat(30/9/2022), lansir The New Arab.
Al-Ruwaiha, selatan Idlib dan Darat Izza, barat Aleppo, menjadi sasaran serangan udara Rusia dan penembakan rezim Suriah menurut The White Helmets. Insiden ini menyusul sejumlah pengeboman berat selama seminggu ini di Suriah utara oleh angkatan udara Rusia.
Awal pekan ini, serangan udara Rusia di dekat kamp IDP di perbatasan Bab Al-Hawa membuat anak-anak dan para wanita melarikan diri, pasukan udara Moskow masih terus menargetkan wilayah sipil.
Intervensi Rusia sejak 30 September 2015 berhasil melanggengkan rezim Assad, tetapi ada harga yang harus dibayar, kehancuran bagi warga sipil.
Tujuh tahun pemboman Rusia setidaknya telah menewaskan 6.943 warga sipil termasuk 2.044 anak-anak, Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SNHR) melaporkan minggu ini. Laporan tersebut menyoroti kurangnya tindakan Barat dalam menghentikan agresi Rusia, yang meningkatkan kekerasan dan memberikan kekuasaan penuh kepada Presiden Vladimir Putin untuk menargetkan sekolah, rumah sakit, dan toko roti—taktik yang sejak saat itu diulanginya di Ukraina.
“Barat tidak mengeluarkan sanksi terhadap Putin meskipun ada pelanggaran yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Suriah, yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang,” kata direktur eksekutif SNHR, Fadel Abdul Ghany kepada The New Arab .
“Hal ini mendorong Putin untuk meningkatkan kekerasan, menembaki lebih banyak rumah sakit, membunuh lebih banyak warga sipil, Rusia tidak membayar apa pun untuk merebut Suriah, tanpa sanksi dan kecaman atas skala kejahatan Rusia.”
Tak ada teguran atas penargetan terang-terangan Rusia terhadap warga sipil membuat Putin merasa dia tidak perlu takut dari Barat dan invasi ke Ukraina adalah konsekuensi alami dari ini, kata Abdul Ghany.
“Itulah yang mendorong Putin untuk melanjutkan kejahatannya di Suriah, untuk memblokir solusi damai dan akhirnya invasi ke Ukraina. Dia tidak peduli dengan reaksi Barat atas apa yang dia lakukan,” tambahnya.
The White Helmets mencatat sekitar 5.245 serangan udara, 320 bom cluster, dan 131 senjata pembakar di daerah oposisi Suriah sejak intervensi Rusia pada 2015.
Para pengamat membaca adanya peningkatan dalam pengeboman Rusia di Idlib sejak kekalahan memalukan Moskow di Ukraina awal bulan ini. (ZarahAmala/Arrahmah.id)