JAKARTA (Arrahmah.com) – Menteri Agama Suryadharma Ali membantah adanya perbedaan pendapat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang keterkaitan antara Pondok Pesantren Al Zaytun dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).
“Bukan perbedaan pendapat. (Hanya) terjadi perbedaan objek penelitian,” kata Suryadharma ketika ditemui di kantor kepresidenan, Jakarta, Jumat (14/5/2011).
Suryadharma Ali menjelaskan Kementerian Agama meneliti dari aspek pendidikan. Sementara itu, MUI meneliti dari sisi pendidikan dan kepemimpinan.
Dia menjelaskan, Kementerian Agama dan MUI memiliki pendapat yang sama tentang aspek pendidikan di Al Zaytun. Yaitu, tidak ada keterkaitan lembaga pendidikan Al Zaytun dengan NII, Namun MUI melihat ada kaitan antara Al Zaytun dan NII, terutama dari sisi kepemimpinan.
Menteri agama mengaku telah bertanya langsung kepada pemimpin Al Zaytun, Panji Gumilang, tentang dugaan keterkaitan dengan NII. Ia mencoba mengklarifikasi informasi yang beredar yang menyatakan bahwa ada kaitan sejarah antara Al Zaytun dengan NII. Dia juga bertanya tentang sistem pendanaan Al Zaytun yang diduga mirip dengan NII.
Selain itu, dia juga menanyakan apakah Panji Gumilang adalah pemimpin NII KW 9.
“Lalu beliau menjawab tidak ada keterkaitannya,” katanya.
Suryadharma juga menyatakan dalam berita yang ditulis Antara, bahwa ciri fisik bangunan, administrasi, dan manajemen Al Zaytun sudah bisa dikategorikan modern.
“Saya disitu kemudian mengatakan sulit untuk mengatakan bahwa ada keterkaitan lembaga pendidikan Al Zaytun dengan NII,” katanya.
Dimana-mana juga, kalau cuma ditanya-tanya begitu semua penjahat juga bisa mengaku bahwa dirinya bukan penjahat. Para koruptor juga kalau tidak ada bukti korupsi yang dibeberkan pasti tak akan pernah mengaku telah korupsi. Bukti-bukti dan saksi sudah tak terhitung jumlahnya. Kalau penyidikan Al Zaitun hanya berhenti karena Panji bersikeras tidak mengaku, lantas saksi dan bukti kegunaannya apa?. (rasularasy/arrahmah.com)