“PPP mensinyalir kekerasan tidak berdiri sendiri, dipengaruhi paham antikemapanan, mengganggu agenda pembangunan, dan menyebarkannya ke seluruh daerah,” kata Suryadharma Ali dalam peringatan ulang tahun PPP ke-39 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, (19/2).
Suryadharma menyatakan, bahwa kekerasan-kekerasan komunal yang terjadi tersebut tidak dapat ditolerir. Meskipun dengan berbagai latar belakang, seperti persoalan pilkada, konflik perebutan sumber daya, atas nama keagamaan, atau atas dasar ketersinggungan etnis, kampung atau wilayah.
Menurutnya, kekerasan itu telah membuat kehidupan berbangsa menjadi terganggu.
Tapi, tambahnya, kegaduhan yang dibuat-buat untuk kepentingan pribadi dan ego sesaat.
“Pendeknya, makin sering kekerasan digunakan untuk mengatasi perbedaan. Kita kehilangan jati diri sebagai manusia Indonesia, yang ramah dan gotong royong,” tandasnya.(bilal/arrahmah.com)
“PPP mensinyalir kekerasan tidak berdiri sendiri, dipengaruhi paham antikemapanan, mengganggu agenda pembangunan, dan menyebarkannya ke seluruh daerah,” kata Suryadharma Ali dalam peringatan ulang tahun PPP ke-39 di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu, (19/2).
Suryadharma menyatakan, bahwa kekerasan-kekerasan komunal yang terjadi tersebut tidak dapat ditolerir. Meskipun dengan berbagai latar belakang, seperti persoalan pilkada, konflik perebutan sumber daya, atas nama keagamaan, atau atas dasar ketersinggungan etnis, kampung atau wilayah.
Menurutnya, kekerasan itu telah membuat kehidupan berbangsa menjadi terganggu.
Tapi, tambahnya, kegaduhan yang dibuat-buat untuk kepentingan pribadi dan ego sesaat.
“Pendeknya, makin sering kekerasan digunakan untuk mengatasi perbedaan. Kita kehilangan jati diri sebagai manusia Indonesia, yang ramah dan gotong royong,” tandasnya.(bilal/arrahmah.com)