WASHINGTON (Arrahmah.com) – Kenyataan bahwa AS melatih lebih banyak pilot untuk menerbangkan drone daripada untuk menerbangkan pesawat tempur dan pembom bukanlah hal yang baru, namun operator drone ini tumbuh pesat dan dibutuhkan oleh kontraktor sipil untuk meringankan beban mereka yang besar.
Erik German di The Daily melaporkan bahwa beberapa perguruan tinggi Amerika merespon permintaan dan penawaran terbaru Amerika dan kemungkinan untuk pembayaran terbaik yang sangat besar.
German melacak seorang mahasiswa di Perguruan Tinggi Michigan (NMC), Jeb Bailey yang mengatakan dia mengambil setiap kelas yang terkait dengan drone yang ditawarkan sekolahnya dan menyaksikan teman sekelasnya yang baru menerima pekerjaan dengan kontraktor luar negeri. “Dia mendapatkan 200.000 USD setiap tahunnya,” ujar Bailey dan ia bahkan tidak menyelesaikan gelar S1 nya di perguruan tinggi tersebut.
Aku menghubungi Al Laursen di NMC dan katanya mereka memperluas program, yang merupakan serangkaian pilihan dalam “sistem udara tak berawak”. Sementara ia dengan cepat menunjukkan bahwa tidak ada pasar domestik untuk pilot drone, dan itu akan berubah.
Ketika FAA memungkinkan kendaraan udara tak berawak di langit Amerika, “prospek kerja akan menjadi luar biasa,” ujar Laursen, ia menambahkan “kami mempersiapkan untuk masa depan”.
Dengan beberapa perkiraan wilayah udara AS yang memiliki ruang cukup, akan menjadi tuan rumah bagi 30.000 kendaraan udara tak berawak pada akhir dekade ini.
Sementara itu, sekolah seperti NMC melatih banyak siswauntuk pekerjaan luar negeri yang memungkinkan mereka untuk melunasi pinjaman mahasiswa mereka dengan cara cepat dari jadwal.
Sebagai mahasiswa, Bailey mengatakan kepada German, “Ide untuk pergi ke Afghanistan untuk satu tahun dan membayar semua pinjaman saya-itu sangat menarik. Dalam sebuah jalur karir penerbangan, Anda benar-benar tidak dapat melakukannya sampai Anda telah berada di industri selama 20 tahun.” (haninmazaya/arrahmah.com)