NAIROBI (Arrahmah.com) – Pembangunan pagar perbatasan sepanjang 700 km di sepanjang perbatasan Kenya-Somalia untuk menghalangi keluar masuknya orang-orang secara “ilegal” akan terus dilanjutkan seperti rencana awal.
Sekretaris Kabinet Joseph Nkaissery mengklaim pagar tersebut tidak akan membatasi gerakan dari dan ke Somalia.
“Pagar ini akan membantu kami memeriksa orang-orang seperti Asy-Syabaab dari persimpangan ke dan dari Somalia,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa akan ada titik-titik yang dilengkapi dengan petugas imigrasi, yaitu di Mandera, Elwak, Liboi dan daerah lain hingga ke Lamu untuk menyaring orang-orang yang masuk dan keluar Kenya, lansir Shabelle pada Senin (25/4/2016).
Pagar perbatasan juga renacananya akan memiliki pos polisi.
“Ada kebutuhan untuk kerjasama dari kedua negara dan para pemimpin dalam menangani ‘terorisme’ yang telah mempengaruhi kami secara negatif,” lanjut Nkaissery.
Ia juga mendesak adanya dukungan dari suku setempat dan terutama kelompok Marehan untuk mencapai “keamanan dan stabilitas”.
Pada Januari lalu di El-Adde, pasukan Kenya kehilangan lebih dari 80 tentaranya dalam serangan terkoordinasi oleh Mujahidin Asy-Syabaab dan ada spekulasi bahwa suku Marehan berkontribusi dalam pelaksaan misi tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)