JEDDAH (Arrahmah.com) – Sebuah kebakaran hebat terjadi di depot minyak Jeddah beberapa hari menjelang balapan Formula One (F1) di kota Saudi. Teroris Syiah Houtsi Yaman mengaku sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap kebakaran tersebut.
Melansir The Guardian, dalam beberapa hari terakhir Houtsi melancarkan serangan drone dan rudal ke depot minyak tersebut. Serangan terjadi saat Arab Saudi masih memimpin koalisi memerangi Houtsi yang didukung Iran.
Diketahui Grand Prix Arab Saudi 2022 untuk kedua kalinya di Jeddah berlangsung pada Ahad meski beberapa orang mengkhawatirkan serangan yang menargetkan kerajaan itu. Para pembalap bahkan tetap melanjutkan pertandingan ketika peristiwa kebakaran berlangsung.
“Posisi saat ini adalah kami menunggu informasi lebih lanjut dari pihak berwenang tentang apa yang telah terjadi,” kata manajemen F1 dalam pernyataannya dikutip Sabtu (26/3/2022).
Kanal berita satelit al-Masirah milik Houtsi mengklaim bahwa mereka telah menyerang fasilitas Aramco di Jeddah, bersama dengan target lain di Riyadh, dan di tempat lain.
Sementara itu, televisi pemerintah Saudi mengakui serangan di kota Dhahran yang menargetkan tangki air berhasil merusak kendaraan dan rumah. Serangan lain juga menargetkan gardu listrik di daerah barat daya Arab Saudi dekat perbatasan Yaman.
Lebih jauh, Houtsi telah dua kali menargetkan pabrik di Jeddah Utara dengan rudal jelajah. Satu serangan terjadi pada November 2020, sedangkan selanjutnya datang pada Ahad sebagai bagian dari serangan yang lebih luas oleh Houtsi.
Pada saat serangan tahun 2020, tangki yang ditargetkan memiliki kapasitas 500.000 barel dan memiliki bahan bakar diesel. Para ahli di PBB mengatakan fasilitas itu sebagai “target sipil”, yang seharusnya dihindari oleh Houtsi setelah serangan tahun 2020.
(*/Arrahmah.com)