(Arrahmah.com) – Bilad Al-Sham Media merilis bantahan tuduhan terhadap mujahidin dan klarifikasi kesesatan jama’ah “Daulah Islamiyyah”, atau kelompok Islamic State (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS.
Bab 1 ulasan yang ditulis oleh Abu Dujanah Al-Maaldifi ini mengurai mengenai ekspansi jama’ah Daulah ke Syam. Abu Dujanah adalah seorang Muhajir yang menulis pemaparan ini saat dirinya berangkat ke Suriah. Dia menegaskan bahwa apa yang ia tulis adalah apa yang benar-benar terjadi di sekitarnya.
Berikut terjemahan lanjutan bantahan dan klarifikasi tersebut selengkapnya, yang dipublikasikan oleh Muqawamah Media pada Senin (16/3/2015)
Membantah Tuduhan terhadap Mujahidin dan Mengklarifikasi Kesesatan Jama’ah Daulah (IS)
Bab Satu: Pengumuman ekspansi Jamaah Daulah ke Syam
Sebagaimana yang diumumkan oleh mereka, kami melihatnya sebagai sebuah kesalahan berdasarkan suatu kepentingan. Alasannya adalah dari sudut Syar’i dan politik.
Alasan Syar’i:
1) Tidak ada izin dari Amir mereka
Jamaah Daulah (IS) tidak meminta izin dari Amir mereka, Syaikh Ayman Az-Zawahiri (hafidahullah) dalam deklarasi mereka. Syaikh Ayman mengatakan: “Syaikh Abu Bakr Al-Baghdadi Al-Husayni keliru dengan pengumumannya tentang pembentukan sebuah Daulah Islam di Irak dan Syam tanpa meminta izin atau tanpa berkonsultasi dengan kami.” (Dari rilis resmi pertama dari Syaikh menanggapi isu mengenai pengumuman Daulah di Irak dan Syam (ISIS)) Dan Syaikh juga mengatakan dalam rekaman yang sama: “Daulah Islamiyyah di Irak dan Syam akan dibatalkan dan operasi akan dilanjutkan atas nama “Daulah Islamiyyah Irak (ISI).” Jabhah Nusrah akan menjadi cabang independen Al-Qaeda mengikuti komando pusat (di khurasan.) Ruang operasi untuk Daulah Islamiyyah Irak adalah di Irak dan ruang operasi untuk Jabhah Nusrah di Suriah.” Syaikh Ayman Az-Zawahiri mengirimkannya sebagai surat kepada Jamaah Daulah Islamiyyah Irak (ISI), Jabhah Nusrah dan Syakh Abu Khalid As-Suri (Rahimahullah) yang ia ditetapkan sebagai perantara antara dua kelompok. Adapun Jama’at Al-Baghdadi (Daulah Islam), mereka curiga tentang validitas surat tersebut. Lalu kemudian Syaikh Ayman Az-Zawahiri mengirim surat dengan suaranya dan dapat disimak di bawah ini:
Setelah itu, Al-Adnani (juru bicara resmi Jama’ah Al-Baghdadi) mengeluarkan pernyataan berapi-api di mana ia menuduh Syaikh Ayman menerima perbatasan yang ditentukan dalam perjanjian Sykes Picot, kami berlindung pada Allah dari kebohongan dan penipuan tersebut.
Dan Mujahidin masih bersikap toleran terhadap serangan ISIS terhadap mereka dan penindasan ISIS terhadap Ahlu Syam sampai perintah dari Al-Qaeda pusat resmi berlepas diri dari kelompok ini. Hal itu datang dalam rilis mereka:
“PERTAMA: Tandhim Al-Qaeda menyatakan bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan kelompok yang disebut Daulah Islamiyyah Irak dan Syam (ISIS). Di mana kami tidak diberitahu tentang pembentukan (ISIS), atau dimintai pendapat atau nasehat, tidak pernah diajak bermusyawarah tentangnya dan juga ridho dengannya.
Bahkan kami (Tandhim Al-Qaeda) memerintahkan untuk menghentikan usaha tersebut. Oleh karena itu dan alasan itu, kelompok Daulah Islamiyyah Iraq dan Syam bukanlah salah satu dari cabang Al-Qaeda dan kami tidak memiliki hubungan organisasi apapun dengan kelompok itu (ISIS). Juga Tandhim Al-Qaeda tidak bertanggung jawab atas tindakan dan perilaku dari Jamaah Daulah Islamiyyah Irak dan Syam. Cabang-cabang Al-Qaeda adalah yang telah diumumkan dan diakui oleh kepemimpinan pusat.” (Pernyataan dari komando pusat Al-Qaeda: http://justpaste.it/ea9k)
Dan kita harus mencatat poin penting di sini, yaitu adalah bahwa Jamaah ISI (Daulah Islamiyyah Irak) adalah cabang dari Tandhim Al-Qaeda dan mereka memiliki bai’at yang terikat di tengkuk mereka kepada Syaikh Ayman Az-Zawahiri, tetapi mereka berkembang menjadi Daulah Islamiyyah Irak dan Syam tanpa izin, yang mana kepemimpinan pusat Al-Qaeda telah memerintahkan untuk berhenti, tapi mereka menolak perintahnya dan tetap melanjutkan. Dan setelah mereka melakukan berbagai kejahatan dan penindasan di Syam, maka kepemimpinan pusat Al-Qaeda menyatakan bahwa ia tidak memiliki hubungan dengan kelompok ISIS dan ini tidak boleh ditafsirkan oleh pembaca bahwa kelompok ISI sama sekali tidak pernah berbai’at kepada Syaikh Ayman. Melainkan mereka telah membai’atnya sebelumnya dan bagaimana Syaikh dengan jelas memerintahkan agar (ISIS) dihentikan sebagaimana dari kata-kata beliau yang disebutkan sebelumnya dan pernyataan dari kepemimpinan pusat. Kata-kata dari kepemimpinan pusat bahwa mereka tidak memiliki hubungan organisasi dengan ISIS mengacu pada kelompok yang baru mendeklarasikan cabang Syam. Baca: “Bahkan kami (Tandhim Al-Qaeda) memerintahkan untuk menghentikan usaha tersebut. Oleh karena itu dan alasan itu, kelompok Daulah Islamiyyah Iraq dan Syam bukanlah salah satu dari cabang Al-Qaeda “, sehingga jelas bahwa kelompok ini baru dinyatakan benar-benar dikeluarkan dari Al-Qaeda karena alasan yang disebutkan dan kasus ini bukan tidak berarti bahwa mereka tidak pernah berbaiat kepada Syaikh Ayman Az-Zawahiri. Melainkan Mujahidin dari Khurasan telah mentoleransi mereka sampai kejahatan, kebodohan dan penyimpangan mereka telah melampaui batas.
Dan dalam pidato Syaikh Ayman Az-Zawahiri yang berjudul, (Kesaksian untuk melestarikan darah Mujahidin Syam) beliau berkata: “Dan aku mengatakan dengan memohon bantuan dari Allah (SWT) bahwa Daulah Islamiyyah Irak (ISI) adalah cabang dari Tandhim Al-Qaeda.” (Di sini Syaikh berbicara tentang Daulah Islamiyyah di Irak, sebelum menyatakan ekspansinya ke Syam dan melakukan apa yang mereka lakukan di sana yang mana membuat Al-Qaeda pusat mengecam hal itu.)
Dan Syaikh menjelaskan bahwa bahkan pengumuman Daulah Islamiyyah di Irak tidak dilakukan dengan izin dari Amir sebelumnya, Syaikh Usamah bin Ladenrahimahullah: “Daulah Islam Iraq berdiri tanpa persetujuan dari Al-Qaeda pusat, ketika itu pimpinannya adalah Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah, mereka bahkan tak berkonsultasi terlebih dahulu dengan beliau, namun kemudian Syaikh Mujahid Abu Hamzah Al Muhajir Rahimahullah menulis surat kepada pimpinan pusat Al-Qaeda yang isinya tentang kondisi Daulah Islam yang baik, ia juga menegaskan bahwa Daulah bersikap wala’ terhadap Tandhim Al-Qaeda, dewan syura juga telah berjanji bersama Syaikh Asy Syahid Abu Umar Al Baghdadi bahwa pemimpin mereka adalah Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah. Abu Hamzah juga menyatakan bahwa Daulah Islam Iraq mengikuti komando dari Al-Qaeda namun beberapa ikhwah menilai belum saatnya menyatakan diri tentang hal ini dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan di Iraq pada saat itu.”
(Kesaksian untuk melestarikan darah Mujahidin Syam) (Di sini Syaikh berbicara tentang mantan Amir Dualah Islam Irak, Syaikh Abu Umar Al-Baghdadi dan beliau tidaklah seperti Amir saat ini, Abu Bakr Al-Baghdadi)
Dan bukanlah suatu yang bijak jika pada saat itu pimpinan Al-Qaeda pusat mengumumkan bahwa Daulah Islamiyyah Irak (ISI) adalah bagian dari Tandhim Al-Qaeda. Syaikh Ayman mengatakan bahwa Syaikh Abu Yahya Al-Libirahimahullah telah menulis kepada saudara-saudara di Irak tentang hal itu dari sebelumnya.
Mengapa kemudian pengumuman Daulah ISI pertama kali di Irak ditoleransi oleh pimpinan Al-Qaeda pusat namun sikap itu bertentangan saat pengumuman ISIS di Syam? Alasannya adalah bahwa pengumuman pertama dilakukan setelah melalui musyawarah (konsultasi) dengan Mujahidin di Irak dan itu tidak didasarkan pada menumpahkan darah kaum Muslimin, sedangkan di pengumuman di Syam kenyataannya sama sekali berbeda.
Syaikh Ayman Az-Zawahiri mengatakan: “Sedangkan mengenai pertanyaan lain yang diajukan yaitu: Mengapa Al-Qaeda memuji Daulah Islamiyyah di Irak dan puas dengan itu tetapi tidak dengan Daulah Islamiyyah di Irak dan Syam? Jawabannya adalah walaupun pimpinan umum Al-Qaeda dan amirnya Syaikh Usamah bin Laden tidak dimintai izin maupun pendapat sebelum deklarasi ISI, namun kami (kepemimpinan Al-Qaeda) memutuskan untuk mengakuinya disebabkan beberapa perbedaan yang mendasar antara itu (ISI) dan Daulah di Irak dan Syam, seperti:
- Sesungguhnya Daulah Islam Irak tidak didirikan sebagaimana Daulah Islam Iraq dan Syam. yaitu didirikan diatas kobaran api fitnah antar sesama mujahidin dan untuk menghindari pertumpahan darah antar kaum muslimin setelah pembentukan Jabhah Nushrah.
- Daulah Islam Irak dideklarasikan atas dasar musyawarah antara Dewan Syuro Mujahidin dan kabilah-kabilah Sunni disana sebagaimana yang telah disampaikan oleh Syaikh Abu Hamzah Al Muhajir Rahimahullah, beliau adalah sosok yang kami percayai setelah kami mengenalnya untuk waktu yang lama, dan beliau telah berusaha sebaik mungkin untuk berkomunikasi dengan jamaah-jamaah jihad lainnya agar bergabung bersama mereka di dalam barisan Daulah Islam Irak, sementara deklarasi Daulah Islam Irak dan Syam terwujud setelah diselenggarakannya musyawarah terbatas di kalangan internal Daulah saja dan Jabhah Nushrah mengaku tidak diajak bermusyawarah.
- Terwujudnya deklarasi Daulah Islam Irak dan Syam adalah disebabkan perbedaan yang jelas menyelisihi perintah dari pimpinan pusat Al-Qaeda, yaitu perintah agar secara resmi tidak mengumumkan keberadaan Al-Qaeda di Syam. bahkan secara umum Al-Qaeda cenderung untuk tidak mengumumkan pembentukan pemerintahan (Imarah/Daulah) dalam bentuk apapun pada tahap ini, dan itu adalah persoalan yang telah ditekankan oleh Syaikh Usamah bin Laden Rahimahullah dalam suratnya kepada Syaikh Atiyyah Al-LibiRahimahullah. Surat ini telah dipublikasikan oleh Amerika dengan nomer seri: SOCOM-2012-0000019 Orig. (setelah AS membunuh Syaikh Usamah dan menggeledah rumahnya.)
Dan telah diingatkan oleh Syaikh Abu Yahya Al-Libi Rahimahullah kepada saudara-saudara yang berada di Daulah Islam Iraq, kemudian saya tegaskan kembali kepada Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi dalam surat saya kepada beliau tertanggal 25 Jumadil Akhir 1435 H (26 April 2014), dalam surat itu saya mengatakan: “Jika kalian bertanya terlebih dahulu tentang pendapat kami terhadap deklarasi Daulah, maka niscaya kami tidak akan menyetujuinya. Saya dan saudara-saudara di sini percaya bahwa deklarasi tersebut lebih banyak sisi mudharatnya dibanding sisi manfaatnya dikarenakan elemen yang dibutuhkan untuk membangun sebuah Daulah di Syam belumlah cukup.”
- Deklarasi Daulah Islam Irak dan Syam akan menimbulkan bencana dalam pergerakan politik penduduk Syam, karena setelah rakyat Syam keluar dan melakukan demonstrasi mendukung Jabhah Nushrah setelah ia dimasukkan kedalam daftar teroris oleh Amerika, dan juga mereka mengutuk deklarasi Daulah Islam di Iraq dan Syam karena memberikan keuntungan bagi Assad. Deklarasi ini juga akhirnya menimbulkan provokasi diantara jamaah-jamaah jihad lainnya karena mereka menilai bahwa Daulah memaksa mereka untuk bergabung tanpa ada kesepakatan dan musyawarah terlebih dahulu.
- Deklarasi Daulah Islam di Irak dan Syam juga menimbulkan perselisihan di dalam tubuh jamaah yang tadinya bersatu ini, dan berakibat timbulnya peperangan. Syaikh Abu Bakar Al-Husayni Al-Baghdadi juga mengancam bahwa dengan adanya dukungan dari Al-Qaeda kepada Jabhah Nushrah dan penundaan dari Al-Qaeda untuk menyatakan sikap yang tegas – tentang deklarasi Daulah – maka akan menimbulkan pertumpahan darah bagi pihak yang memulai mencari masalah.
- Dan darah kaum muslimin masih terus mengalir di bumi Syam, maka apabila Daulah Islam Iraq dan Syam menerima keputusan hukum yang berusaha untuk mencegah pertumpahan darah dan fitnah sesama mujahidin, kemudian ia menarik diri kembali ke Irak yang membutuhkan kehadiran mereka, jika ia menerimanya, dan mengikuti prinsip musyawarah yang benar serta mendengar dan patuh pada perintah pemimpinnya, serta tidak memberontak terhadap pemimpin dan jamaah induk mereka, maka saya mengira mereka akan berhasil untuk menjauhkan diri dari pertumpahan darah antar sesama muslim dan memenangkan peperangan melawan pemerintah Syiah Syafawiyah serta memberikan pertolongan terhadap Ahlus sunnah di sana secara berlipat ganda. Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan. (Kesaksian untuk melestarikan darah Mujahidin Syam)
Dan Syaikh yang bijak itu benar, deklarasi itu memang menyebabkan lebih banyak madharat daripada manfaat. Deklarasi itu membuat Jihad kembali terpuruk di saat Mujahidin sedang bersiap untuk memanen buah dari Jihad. Dan hanya kepada Allah kami berkeluh kesah.
In syaa Allah bersambung.
(aliakram/arrahmah.com)