ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Biaya untuk membangun kembali Pakistan setelah banjir dahsyat tahun lalu akan melebihi $16 miliar “dan jauh lebih banyak yang dibutuhkan dalam jangka panjang,” kata Sekjen PBB pada Senin (9/1/2023).
“Pakistan dua kali menjadi korban kekacauan iklim dan sistem keuangan global yang bangkrut secara moral,” kata Antonio Guterres pada Konferensi Internasional tentang Ketahanan Iklim Pakistan di Jenewa, yang diselenggarakan bersama oleh Pakistan dan PBB.
Guterres mengatakan sistem keuangan global secara rutin menolak keringanan utang dan pendanaan lunak yang dibutuhkan negara-negara berpenghasilan menengah untuk berinvestasi dalam ketahanan terhadap bencana alam, lansir Anadolu.
Dia mengidentifikasi Asia Selatan sebagai salah satu pusat krisis iklim global dunia.
Guterres menekankan perlunya cara-cara kreatif untuk memberi negara-negara berkembang akses ke keringanan utang dan pembiayaan lunak.
Dia mengatakan perlu ada desain ulang infrastruktur publik, termasuk jalan, jembatan, sekolah, dan rumah sakit, serta meningkatkan lapangan kerja dan pertanian.
Dia juga menyerukan upaya untuk memastikan bahwa “teknologi dan pengetahuan dibagikan dengan Pakistan untuk mendukung upayanya membangun masa depan yang tahan iklim.”
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengatakan “tembok air yang mengerikan menewaskan lebih dari 1.700 orang, melukai ribuan lainnya, dan memengaruhi total lebih dari 33 juta orang, menggusur 8 juta orang.”
Jutaan hektar lahan pertanian hancur, dan lebih dari 2 juta rumah rusak atau hancur, tambahnya.
“Kita perlu mengembalikan 33 juta orang yang terkena dampak banjir di masa depan mereka; keluarga mereka harus berdiri di atas kaki mereka, dan mereka harus hidup kembali dan mencari nafkah,” katanya.
Isobel Coleman, wakil administrator untuk kebijakan dan program di United States Agency for International Development (USAID), mengatakan AS memberikan komitmen lebih lanjut sebesar $100 juta untuk membantu Pakistan pulih dari “banjir monsun dahsyat tahun 2022”.
Ini akan menjadi tambahan dari $100 juta yang telah dijanjikan AS, sehingga total komitmennya menjadi $200 juta, katanya.
“Uang kami akan disalurkan ke berbagai bidang, juga membantu pemerintah dan rakyat Pakistan membangun kembali dengan lebih baik dengan berinvestasi dalam solusi iklim bersih,” kata Coleman.
Ursula von der Leyen, presiden Komisi Eropa, mengatakan Uni Eropa akan menyediakan sekitar €500 juta ($535 juta) untuk rekonstruksi, selain €172 juta untuk bantuan kemanusiaan.
Inggris telah mengumpulkan lebih dari £40 juta ($49 juta), kata Andrew Mitchell, menteri negara untuk pembangunan dan Afrika.
“Uang ini akan mendanai badan amal terkemuka Inggris yang memberikan bantuan darurat di lapangan,” katanya. (haninmazaya/arrahmah.id)