HOMS (Arrahmah.com) – Hingga hari ke tiga serangan brutal pasukan presiden diktator Suriah Bashar Assad terhadap pusat kota Homs, pasukan mereka telah gagal membuat “kemajuan” yang berarti, lansir Maan pada Senin (1/7/2013).
Pertempuran antara Mujahidin Suriah dan loyalis rezim Assad tengah berkobar di batas distrik yang dikuasai Mujahidin, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).
SOHR mengatakan bahwa anggota milisi Syiah “Hizbullah” Libanon bertempur bersama pasukan pemerintah Suriah di salah satu titik utama kota.
“Penembakan terhadap wilayah Homs [yang dikuasai] Mujahidin terus berlanjut, dan itu menjadi pertempuran yang sengit,” kata Direktur SOHR, Rami Abdel Rahman, kepada AFP.
“Tapi tentara [Assad) tidak mencetak kemajuan. Mereka belum mampu untuk mengambil wilayah-wilayah baru.”
Pengawas SOHR yang berbasis di Inggris melaporkan pada Senin (1/7) bahwa tentara Suriah menembaki distrik Kota Khaldiyeh dan kota tua yang dulunya berada di bawah pengepungan militer yang ketat selama lebih dari setahun.
“Bentrokan berkecamuk di tepi beberapa distrik. Tentara dan (milisi pro-rezim) Angkatan Pertahanan Nasional kehilangan 32 pasukan dalam dua hari,” kata Abdel Rahman.
“Kami dapat mengkonfirmasi bahwa ‘Hizbullah’ sekarang mengambil bagian dalam pertempuran di front Khaldiyeh, dan bahwa mereka menggunakan (lokasi mayoritas alawiyah) Zahraa sebagai basis,” tambahnya.
Pasukan Syiah Alawiyah Assad menyerang kota Homs yang sebagian besar penduduknya merupakan Muslim Sunni sejak Sabtu (29/6).
Meskipun Libanon secara resmi menyatakan netral dalam pertempuran Suriah, namun Syiah “Hizbullah” Libanon telah terang-terangan mendukung tentara Syiah Assad dalam pertempuran terakhir di kota Qusayr dekat Homs.
Seorang aktivis di lapangan mengatakan militer Suriah berusaha menyerbu Homs pada empat bidang.
“Mereka tidak membuat kemajuan baru sama sekali … Masih terjadi penembakan terus-menerus,” kata aktivis Yazan yang berbasis di kota Homs kepada AFP melalui internet.
Ditanya mengenai warga sipil di kota itu, Yazan mengatakan mereka “telah tinggal di tempat penampungan selama berbulan-bulan” karena penembakan.
Dijuluki “ibukota revolusi” oleh para aktivis, Homs adalah kota penting karena kota itu terletak di jalan yang menghubungkan Damaskus ke pantai.
Lokasi pusat kota ini juga penting sebagai rute pasokan.
Di tempat lainnya, tentara rezim terus melakukan penembakan di wilayah Mujahidin dan dekat Damaskus untuk mencoba merebut ibukota, kata SOHR.
Di antara target militer rezim adalah kamp pengungsi Palestina Yarmuk di Damaskus selatan dan Qaboon di timur, serta benteng Daraya Mujahidin di barat daya ibu kota.
Lebih dari 100.000 orang telah kehilangan nyawa mereka dalam perang Suriah sejak Maret 2011, menurut perkiraan SOHR.
Pada Ahad (30/6) saja, sedikitnya ada 84, kata SOHR. Di antara mereka adalah 27 tentara rezim dan 22 warga sipil. Sementara 35 lainnya merupakan Mujahidin yang syahid (InsyaAllah). (banan/arrahmah.com)