TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Salah seorang pejabat tinggi Palestina mengatakan bahwa kebijakan pemerintah Israel mengenai pemukiman bagi Yahudi di tanah Palestina merupakan pemicu baru bagi aksi intifada.
Gassan Douglas, pejabat Otoritas Palestina yang mengawasi aktivitas pemukiman di utara Tepi Barat, mengatakan pada SANA, kantor berita Syria, pada hari Sabtu (5/9), “Israel seperti sedang mendeklarasikan perang terhadap Palestina dengan terus memperluas pemukiman Yahudi di Tepi Barat.”
Ia mengatakan bahwa telah ada 125 titik pemukiman di Tepi Barat dengan jumlah populasi setengah juta jiwa.
Daghlas telah menyeru komunitas internasional, termasuk Israel, untuk bertindak dan menghentikan perluasan pemukiman. “Demi terwujudnya perdamaian di wilayah itu,” kata Daghlas.
Para menteri luar negeri anggota Uni Eropa dalam pertemuannya di Stockholm pada hari Sabtu mendesak Israel untuk menghentikan perluasan pemukiman di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Menlu Swedia, Carl Bildt, mengatakan Eropa sangat mendukung upaya pendekatan Amerika untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Tentu saja pemukiman itu ilegal, jadi hambatan tersendiri bagi proses perdamaian.”
Intifada seringkali ditafsirkan sebagai bentuk perlawanan warga Palestina atas penindasan Israel. Intifada pertama dilakukan dari tahun 1987 hingga 1993, sedang Intifada kedua terjadi pada September 2000, sering juga dinamakan Intifada Al-Aqsa. (althaf/prtv/arrahmah.com)