KREMLIN (Arrahmah.com) – Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, memuji Presiden Barack Obama pada hari Jumat (24/12/2010) karena memenangkan dukungan AS dalam perjanjian persenjataan antara kedua.
Dalam sebuah wawancara akhir tahun tahunan dengan tiga saluran televisi papan atas Rusia, Medvedev mengatakan ia tengah pelaksanaan agenda reformasi akan memakan waktu, tetapi tidak memberikan indikasi apakah ia akan berusaha untuk kembali menduduki singgasana kepresidenan melalui pemilihan presiden tahun 2012.
Medmedev mengindikasikan anggota parlemen Rusia akan mengikuti Senat AS dalam meratifikasi perjanjian START Baru, meskipun ia tetap melemparkan kritik atas bocornya sejumlah dokumen diplomatis AS belakangan ini.
“Dalam keadaan yang agak sulit, ia mampu mendorong melalui ratifikasi START dokumen penting yang akan menjamin keamanan kita di tahun-tahun mendatang,” kata Medvedev mengenai Obama.
Dia mengatakan Obama telah memenuhi janjinya dan menekankan bahwa dibocorkannya telegram diplomatis AS oleh WikiLeaks, yang digambarkan Rusia sebagai cahaya negatif yang tidak akan mengubah hubungan AS dengan negaranya.
Mengamankan perjanjian START sangat penting untuk Medvedev. Menurut para pengamat tidak ada hal besar yang bisa ditunjukkan atas keberhasilan perjanjian ini selama lebih dari dua tahun ia menjabat sebagai presiden sejak Vladimir Putin memintanya menggantikan posisi kepresidenan pada Maret 2008.
Dalam sebuah wawancara berfokus pada masalah dalam negeri, Medvedev mengakui kurangnya kemajuan besar pada janjinya untuk memodernisasi ekonomi Rusia dan mengurangi ketergantungan pada ekspor energi.
“Modernisasi ini mengalami kemajuan, langkah yang mungkin telah dipercepat dari awal tahun ini, tetapi tentu saja tidak banyak yang telah dicapai sejauh ini,” aku Medvedev. “Saya kira (hasil) ada. Tapi tidak besar jumlahnya.” (althaf/arrahmah.com)