JAKARTA (Arrahmah.com) – Setelah berita kematian Syaikh Usamah menghebohkan media baik elektronik maupun media massa, berikut reaksi-reaksi pemberitaan tersebut. Kini kembali Sabtu (7/5/2011) media sekuler menghantam dengan opini yang menjelek-jelekkan Syaikh Usamah berkaitan keluarga Bin Ladin.
Media sekuler sekarang sedang di atas awan, menikmati sensasi “keberhasilan” mereka menjelek-jelekkan Syaikh Usmah dari sisi darah keturunan. Di beberapa blog dan media, di beritakan tentang foto-foto hot ponakan Syaikh Usamah. Tidak hanya itu, vivanews.com memasang foto keluarga Omar Bin Ladin (anak Syaikh Usamah) dengan perhatian pada kaitan istri Omar yang dulunya anggota paroki yang notabene orang Nasrani.
Bukan hanya itu saja, di blog-blog tertentu yang membenci gerakan Islam, terutama membenci Syaikh Usamah, banyak terpampang foto-foto kemenakan perempuan Syaikh Usamah yang berpose vulgar, yang sengaja disebar luaskan untuk memperburuk citra Syaikh Usamah.
Bahkan dibeberapa komentar tampak orang-orang yang membenci gerakan islam memaki-maki gerakan islam di Indonesia yang mengatakan “tuh liat tuhh dengan mata loe sendiri FPI, PKS, NGRUKI, si anak osama yang hidup di jeddah ……. ENGGAK PAKE JILBAB YAHH …. padahal loe tau jeddah itu negara SUPER WAHABI …”. Memang apa hubungan Islam dengan Jedah? Islam bukanlah Arab, bukan Jedah, bukan juga Iran ataupun Turki. Islam itu Al Qur’an dan As Sunnah.
Sungguh kasihan para penebar fitnah ini. Mereka memposisikan sesuatu tidak pada tempatnya sebagai ajang fitnah. Tidakkah mereka pernah membaca Al Quranul Kariim yang berisi kisah-kisah tauladan yang dalam salah satu ayat menjelaskan bahwa Istri nabi Nuh dan nabi Luth adalah bagian dari orang-orang kafir yang disiksa Allah di neraka?
“Allah membuat istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Kedua berada di bawah ikatan pernikahan dengan dua orang hamba yang shalih di antara hamba-hamba Kami. Lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suami mereka maka kedua suami mereka itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah dan dikatakan kepada keduanya: ‘Masuklah kalian berdua ke dalam neraka bersama orang-orang yang masuk neraka’.” (QS. At Tahrim: 10)
Juga kisah nabi Nuh, dimana anaknya, darah dagingnya, yang ditenggelamkan Allah di depan mata beliau karena kekafirannya. Dengarlah doa Nabi Nuh untuk anaknya tercinta,
“Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya. ” (QS. Hud: 45)
Nabi Nuh ingin berkata kepada Allah SWT bahwa anaknya termasuk dari keluarganya yang beriman dan Dia menjanjikan untuk menyelamatkan keluarganya yang beriman. Allah SWT berkata dan menjelaskan kepada Nuh keadaan sebenarnya yang ada pada anaknya:
“Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan). Sesungguhnya perbuatannya tidak baik. Sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikatnya). Aku memperingatkan kepa-damu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.'” (QS. Hud: 46)
Perhatikan hal ini wahai kaum penyebar fitnah. Sesungguhnya Allah tidak menilai seseorang dari perbuatan keluarganya. Meskipun setiap manusia diberi tanggungjawab untuk menyelamatkan keluarga nya dari api neraka tapi tetap Allah lah yang berkehendak memberikan petunjuk pada mereka.
“Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ibrahim: 4)
Selain itu, seorang muslim hanya dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dilakukannya, bukan yang dilakukan orang lain.
أَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى (٣٨) وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى
“Bahawasanya seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahawasanya seorang manusia tidak mendapat selain apa yang telah diusahakannya. (QS. An-Najm: 38-39)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ
“Siapa yang mengerjakan amal yang soleh, maka amal tersebut adalah untuk dirinya sendiri dan sesiapa yang melakukan kejahatan (dosa), maka itu adalah atas dirinya sendiri dan tidaklah Tuhanmu menganiaya hambanya.” (QS. Fushilat: 46)
Tak mampu memperburuk dan menjelekkan pribadi Syaikh usamah, menjelekkan beliau dari asal darah bukanlah hal yang tepat dilakukan oleh seorang muslim. Setelah ini dari sisi manakah kalian akan menyerang manusia yang menghabiskan hidupnya hanya untuk menjadi tentara Allah ini? Selama itu pula Allah akan terus mengharumkan nama beliau di atas panji-panji perjuangannya. Wallohua’lam. (rasularasy/arrahmah.com)