RIYADH (Arrahmah.com) – Media Saudi telah menerbitkan klaim bahwa mantan kepala intelijen, Saad Al-Jabri, adalah anggota Ikhwanul Muslimin yang terlarang, Al-Khaleej Times melaporkan.
Kampanye disinformasi dan propaganda diluncurkan terhadap Al-Jabri ketika pihak berwenang mencoba mendorong Kanada untuk mengekstradisinya. Al-Jabri dianggap memiliki dokumen yang membuktikan dukungan Riyadh untuk serangan teror.
Jurnalis Saudi mengklaim dia adalah anggota Ikhwanul Muslimin, yang dianggap sebagai organisasi teroris di kerajaan dan dia dituduh membantu kelompok itu untuk menyusup ke lembaga-lembaga Saudi.
Abdullah Al-Otaibi menulis dalam Asharq Al-Awsat: “Orang ini tidak hanya korup secara finansial, tetapi ia juga mengelola jaringan organisasi korupsi dan organisasi ideologis yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin dan partai-partai Islam lainnya.”
Ia menambahkan bahwa Ikhwanul Muslimin “adalah kelompok paling berbahaya karena menargetkan negara dan lembaganya.”
Al-Jabri memegang pos intelijen pangkat kabinet di bawah Putra Mahkota yang dipecat Mohammed Bin Nayef dan telah tinggal di Toronto sejak kudeta istana 2017 di Riyadh.
Saudi berusaha agar Al-Jabri ditangkap dengan mengeluarkan perintah red notice melalui Interpol, organisasi kerjasama internasional untuk polisi, pada akhir 2017. Pada 2018, delegasi Saudi yang berkunjung juga mendesak Kanada untuk mengekstradisi dia.
Dalam beberapa bulan terakhir, Bin Salman juga meningkatkan tekanan pada kerabat Al-Jabri, menahan anak-anak dewasanya, untuk memaksanya kembali ke kerajaan, kata keluarganya.
(fath/arrahmah.com)