LONDON (Arrahmah.id) – Ketika para musisi, politisi dan penggemar mengenang Sinead O’Connor, beberapa fans Muslim kecewa karena identitas agama penyanyi dan aktivis asal Irlandia ini tidak disorot dalam penghormatan.
Polisi Inggris pada Kamis (27/7/2023) mengatakan wanita berusia 56 tahun itu ditemukan tidak responsif di kediamannya di London pada Rabu dan bahwa kematiannya tidak dianggap sebagai sesuatu yang mencurigakan.
Sejak kematiannya diumumkan, para penggemar Muslim sang superstar mengatakan bahwa kepindahannya ke Islam, yang merupakan identitasnya, sangat menginspirasi, tetapi beberapa laporan media tidak mencatat keyakinan agamanya dalam berita kematiannya.
Padahal O’Conner resmi memeluk Islam pada 2018 dan mengumumkannya dengan sangat bangga bahwa namanya berubah menjadi Shuhada Sadaqat.
“Ini untuk mengumumkan bahwa saya bangga telah menjadi seorang Muslim. Ini adalah kesimpulan alami dari perjalanan seorang teolog yang cerdas. Semua studi kitab suci mengarah kepada Islam, yang membuat semua kitab suci lainnya menjadi mubazir,” cuitnya pada 19 Oktober 2018, seperti dilansir Al Jazeera (27/7).
Pada saat itu, O’Connor mengunggah foto selfie dengan mengenakan kerudung.
Dia menggunakan namanya menjadi Shuhada Sadaqat, namun tetap menggunakan nama Sinead O’Connor secara profesional.
Seorang pengguna media sosial mengatakan bahwa foto-foto penyanyi tanpa hijab tersebut menunjukkan kurangnya reporter Muslim di ruang redaksi.
Yang lainnya, seperti penulis asal Amerika Serikat, Khaled Beydoun, menyesalkan apa yang ia sebut sebagai penghapusan identitasnya.
O’Connor tidak asing dengan kontroversi. Pada 2014, ia menolak untuk tampil di “Israel”.
“Anggap saja, pada tingkat manusia, tidak ada orang yang waras, termasuk saya, yang tidak akan bersimpati pada penderitaan Palestina. Tidak ada orang waras di dunia ini yang dengan cara apa pun mendukung apa yang dilakukan oleh pihak berwenang ‘Israel’,” katanya kepada Hot Press, sebuah majalah musik Irlandia. (haninmazaya/arrahmah.id)