DAMASKUS (Arrahmah.com) – Koran Ash-Sharqul Awsath pada Senin (6/5/2013) melaporkan bahwa sejumlah sumber mengatakan serangan pesawat tempur Israel pada Sabtu dan Ahad pagi di tengah Damaskus menewaskan 300 orang, mayoritas korban adalah tentara rezim Suriah.
Situs berita Rusia Today menyatakan serangan udara Israel itu juga mengakibatkan korban cedera dalam jumlah besar. Para korban dilarikan di Rumah Sakit Muwasah, Rumah Sakit Militer 601, Rumah Sakit Asad al-Jami’i, dan Rumah Sakit Mujtahid.
Sementara itu juru bicara Komando Tertinggi Tentara Bebas Suriah (FSA), kolonel penerbang Qasim Sa’duddin mengatakan serangan udara Israel menghantam Markas Militer Batalion IV, Markas Komando Garda Republik Divisi 104 dan Divisi 105.
Sa’duddin menambahkan bahwa serangan udara Israel juga mengenai rudal scud dan rudal Iran jenis Al-Fatih yang telah disiapkan untuk dipindahkan ke markas milisi Syiah Hizbullah di Lebanon.
Ia juga mengisyaratkan bahwa serangan udara Israel menghantam gudang-gudang amunisi dan rudal di Jabal Qasiyun, propinsi Damaskus, milik Batalion IV pimpinan Mahir Asad.
Menurutnya serangan udara Israel berlangsung singkat sekitar 10 menit. Ia memprediksikan rudal-rudal terbaru Israel dipergunakan dalam serangan udara yang dilakukan oleh sekitar 10 pesawat tempur Israel tersebut.
Syaikh Abdurrahman al-Akkari, ulama dari kota Akka dan anggota Majelis Ulama Merdeka Suriah (Haiah al-Ulama al-Ahrar fi Suriah), mengomentari serangan udara Israel di tengah Damaskus tersebut dengan mengungkapkan sebuah fakta mengejutkan.
Syaikh al-Akkari mengatakan, “Sesungguhnya peristiwa semalam (Sabtu, edt) adalah operasi kudeta militer yang sangat brilian, di mana sejumlah perwira, yang sebelumnya menjalin koordinasi matang dengan sebagian unsur oposisi revolusioner, melakukan aksi rahasia bersama lebih dari 100 tentara mengadakan kudeta dari kantor-kantor pemerintahan Bashar Asad dan pangkalan-pangkalan militernya.”
Dalam akun facebooknya, Syaikh al-Akkari menyebutkan bahwa para perwira “merdeka” dan puluhan tentara itu menyandera para perwira Nushairiyah dan para perwira Iran sebagai sandera hidup agar tidak dibombardir oleh pesawat tempur rezim Bashar Asad. Para perwira itu juga mengarahkan tank-tank dan rudal-rudal ke target-target tertentu.
Syaikh al-Akkari menyatakan bahwa rezim Bashar Asad berkoordinasi dengan Israel untuk melakukan serangan terhadap kantor-kantor pemerintahan dan markas-markas militer yang dikuasai oleh gerakan kudeta tersebut.
Ia menjelaskan bahwa koordinasi dengan Israel dan serangan pesawat tempur Israel itu untuk merealiasikan dua tujuan. Pertama adalah menghancurkan gerakan kudeta sejumlah perwira “merdeka”. Kedua adalah menghindari penentangan keras para pendukung Bashar Asad sendiri apabila sebagian keluarga mereka yang menjadi perwira dan terlibat kudeta tewas oleh serangan pesawat tempur rezim Asad.
Syaikh al-Akkari menegaskan bahwa ia sangat yakin dengan penjelasan yang ia ungkapkan tersebut. “Hari-hari mendatang akan membuktikan kebenaran ucapan saya, karena saya mendasarkan informasi saya dari orang-orang dan tokoh-tokoh yang berada dalam jantung peristiwa, bahkan mereka terlibat langsung dalam peristiwa semalam,” seperti dikutip oleh kantor berita Nora News. (muhibalmajdi/arrahmah.com)