BEIRUT (Arrahmah.id) — Militan kelompok Islamic State (ISIS) dilaporkan berencana untuk membunuh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan pejabat Lebanon lainnya pada tahun 2020 lalu. Demikian laporan sebuah surat kabar Libanon pada awal pekan ini.
“Sebuah sel ISIS – yang ditangkap pada September 2020 – sedang merencanakan untuk membunuh Macron selama kunjungan keduanya ke Libanon tahun itu,” tulis harian Libanon Al Akhbar, dalam sebuah laporan, yang dikutip Al Araby, Selasa (15/3/2022).
Menurut surat kabar yang memiliki hubungan dekat dengan kelompok Syiah Hizbullah, yang didukung Iran, investigasi mengungkapkan bahwa militan ISIS berencana juga membunuh juga politisi Libanon, termasuk mantan Perdana Menteri dan kepala Gerakan Masa Depan, Saad Hariri – yang ayahnya dibunuh pada 2005 – serta kepala Gerakan Patriotik Bebas dan anggota parlemen Gebran Bassil.
Seorang pejabat keamanan senior mengatakan kepada Al Akhbar bahwa jaringan itu berada di “tahap akhir” dari rencananya dan memiliki “profesionalitas tingkat tinggi.”
Pada akhir September 2020, polisi Libanon membunuh sembilan anggota militan ISIS selama perburuan “teroris” yang terkait dengan beberapa serangan mematikan, termasuk beberapa diantaranya terhadap tentara Libanon. Lainnya ditangkap dalam penggerebekan tersebut.
Insiden itu terjadi lebih dari sebulan setelah tentara Libanon dan pasukan keamanan melancarkan perburuan terhadap tersangka dalam pembunuhan pada 21 Agustus terhadap dua polisi dan putra wali kota desa Kaftoun di utara.
“Tampaknya sel yang diduga merencanakan untuk membunuh presiden Prancis selama kunjungannya ke ibukota Libanon adalah jaringan yang sama,” kata laporan itu.
Macron terbang ke Beirut hanya beberapa hari setelah ledakan pelabuhan dahsyat pada 4 Agustus, dan berkunjung lagi pada 1 September. Ia bertemu dengan para kepala dan perwakilan faksi-faksi utama yang berkuasa di Libanon. (hanoum/arrahmah.id)