ALBERTA (Arrahmah.com) – Dalam sebuah kejahatan Islamophobia, seorang Muslim Kanada telah ditembak di rumahnya di Albertta. Pria Muslim itu mengalami nasib yang sama dengan korban Chapel Hill yang kematiannya mengguncang dunia Muslim, ditengah abainya peliputan media utama.
“Saudaraku itu, ia ditembak melalui pintu sebelum ia menyentuh gagang pintu. Bahkan, sebelum dia membuka pintu,” ungkap kakak korban, Ahmad Matan, di apartemen Fort McMurray seperti yang dikutip oleh onislam, Senin (16/2).
Korban penembakan yang bernama Mustafa Matan,(28), mencoba membuka pintu saa seseorang mengetuk pintu rumahnya ketika ia kemudian ditembak oleh penyerang yang tidak diketahui identitasnya pada Senin (12/2).
Penembakan Mustafa Matan, yang pindah dari Ottawa ke Fort McMurray kurang dari sebulan lalu, juga diabaikan oleh media mainstream. Hal ini memicu kemarahan di kalangan komunitas Muslim di Kanada.
“Kematian #MustafaMattan diabaikan oleh Media dan media sosial,” tulis Abu TypoWahidAtTalib di Twitter.
Muslim lainnya menulis: “Jadi #MustafaMattan ditembak pada hari Senin sehari sebelum #ChapelHillShooting dan hampir tidak ada liputan media yang serius membahas pada penembakan ini!! Kenapa?”
Mustafa Matan, korban pembunuhan di Kanada itu merupakan lulusan ilmu kesehatan. Menurut keluarganya, setelah lulus, dia kemudian bekerja di Fort McMurray untuk bisa menabung demi modal pernikahannya.
“Dia adalah orang yang paling menyenangkan, tenang, orang yang paling rendah hati yang pernah kaliaan temui, dan ia terlalu cepat pergi dari kami,” kata saudaranya.
Pendapat serupa juga dingkapkan oleh teman-teman Matan, yang juga ikut bersedih atas kematiannya.
Matan bukanlah orang yang berbahaya, ungkap teman-temannya. Bahkan teman-temannya sangat terkejut mengetahui bahwa Matan meninggal karena ditembak.
Abdi Omar, teman masa kecilnya telah berhasil mengumpulkan lebih dari 4.900 USD. Dia melakukan ini untuk membantu keluarga korban demi menutupi biaya pemakaman.
Bersedih atas kematian kakaknya, adik Matan, Salma Matan, mengatakan kepada CTV news: “Dia dapat dipercaya. Dia adalah orang yang sangat jujur.”
Berada di Kanada sejak berusia 2 tahun, Matan adalah lulusan dari University of Ottawa dan merupakan jamaah Masjid Assalam di St Laurent Boulevard.
Sementara itu motif penembakan Matan masih samar-samar, Polisi Royal Canadian Mounted menyebut kematiannya sebagai “pembunuhan”.
Serangan teror ganda di Ottawa dan Saint-Jean-sur-Richelieu yang terjadi beberapa bulan yang lalu, ditambah dengan penembakan Paris telah menyebabkan peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari serangan anti-Muslim di Kanada di mana beberapa masjid juga telah dirusak.
Muslim membentuk sekitar 2,8 persen dari 32,8 juta penduduk Kanada, dan Islam adalah agama non-kristen nomor satu di negara ini.
Sebuah survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas Muslim bangga menjadi warga Kanada, dan mereka lebih berpendidikan daripada masyarakat umum.
(ameera/arrahmah.com)