GAZA (Arrahmah.id) – Radio Angkatan Darat ‘Israel’ pada Sabtu (26/4/2025) merilis rincian dari penyelidikan awal mengenai pertempuran yang terjadi pada Jumat (25/4) antara pejuang dari Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, dan pasukan ‘Israel’ di lingkungan Shuja’iyya, timur Kota Gaza.
Konfrontasi tersebut mengakibatkan kematian dan cederanya beberapa tentara ‘Israel’, termasuk seorang perwira.
Pada Ahad (27/4), polisi ‘Israel’ mengumumkan kematian Netta Yitzhak Kahana, seorang anggota unit penyamaran Penjaga Perbatasan.
Tentara ‘Israel’ juga mengonfirmasi tewasnya Kapten Ido Voloch dan cederanya tiga tentara lainnya selama bentrokan bersenjata di Shuja’iyya.
Brigade Al-Qassam menyatakan bahwa para pejuang mereka menargetkan unit pasukan khusus ‘Israel’ yang berlindung di sebuah rumah di lingkungan tersebut, menyerang mereka dengan RPG dan Yassin 105, dan kemudian membalas mereka dengan tembakan senapan mesin, yang menyebabkan kematian dan cedera di kalangan tentara ‘Israel’.
Menurut media ‘Israel’, penyelidikan awal terhadap peristiwa Jumat (25/4) menunjukkan bahwa pasukan dari Brigade Cadangan ke-16 tentara ‘Israel’ beroperasi sekitar satu setengah kilometer dari pagar perbatasan.
Usai melakukan operasi penyisiran, aparat tetap berada di lokasi untuk melakukan penyergapan dengan dibantu anggota Satuan Rahasia Yamas.
Sekitar pukul 4:25 sore, satu sel Palestina bersenjata tiba di lokasi penyergapan dan bentrok dengan tentara ‘Israel’ di dalam sebuah gedung. Selama baku tembak, satu anggota pasukan ‘Israel’ tewas.
Segera setelah bentrokan, operasi penyelamatan diluncurkan untuk mengevakuasi tentara ‘Israel’. Operasi itu terbukti sangat sulit dan memakan waktu dua jam penuh, di mana para pejuang Palestina beberapa kali menyerang para penyelamat.
Rudal antitank pertama kali ditembakkan ke sebuah kendaraan militer yang sedang dalam perjalanan untuk membantu evakuasi, menyebabkan satu prajurit terluka sedang. Kemudian, dua rudal antitank lainnya ditembakkan ke sebuah tank dari Batalyon ke-46, meskipun serangan ini awalnya tidak menimbulkan korban.
Sekitar satu jam setelah serangan pertama, rudal lainnya menghantam tank milik batalion yang sama, menewaskan seorang perwira batalion dan melukai seorang prajurit lainnya. Sekitar setengah jam kemudian, rudal anti-tank lainnya ditembakkan ke pasukan ‘Israel’, dan pejuang Palestina melepaskan tembakan dengan senjata ringan, melukai dua prajurit lainnya.
Channel 12 ‘Israel’ melaporkan bahwa evakuasi korban luka dari Shuja’iyya sangat rumit, melibatkan lima bentrokan terpisah selama dua jam. Media berita ‘Israel’ juga melaporkan bahwa komandan Brigade ke-16 tentara, yang dikenal sebagai Brigade Yerusalem, terluka parah selama pertempuran tersebut.
Sementara itu, Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, memuji kinerja para pejuang Palestina.
Dalam sebuah unggahan Telegram, ia mengatakan bahwa para pejuang al-Qassam melakukan pertempuran heroik dan melakukan penyergapan yang terencana dengan baik, menyerang pasukan ‘Israel’ “dengan kematian yang pasti pada waktu, tempat, dan metode yang mereka pilih.”
Ia menggambarkan aksi perlawanan dari Beit Hanoun hingga Rafah sebagai sumber kebanggaan dan “keajaiban militer”, serta bukti kekuatan dan semangat pemuda bangsa.
Abu Ubaida menambahkan bahwa para pejuang, baik yang ditempatkan di posisi tempur atau bersembunyi dalam penyergapan pertahanan, tetap teguh dan berkomitmen pada perjuangan mereka hingga meraih kemenangan atau syahid. (zarahamala/arrahmah.id)