LONDON (Arrahmah.id) – Sejumlah media dan situs berita global menyoroti perang “Israel” di Gaza serta meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan meletusnya pertempuran di front lain di kawasan tersebut, terutama dengan semakin kerasnya retorika eskalasi yang diusung oleh para pejabat “Israel”.
Sebuah artikel di The Guardian menyatakan bahwa eskalasi retorika dari pejabat “Israel” mengindikasikan bahwa harapan untuk gencatan senjata di Gaza semakin memudar.
Artikel tersebut juga membahas keselarasan kebijakan antara mantan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu, serta mencatat bahwa “prediksi para analis bahwa kembalinya Trump akan menjadi titik balik dalam perang di Gaza mulai terbukti… dan serangan udara di Gaza mungkin hanya awal, seperti yang dikatakan Netanyahu.”
Sementara itu, Yedioth Ahronoth menulis bahwa Hamas tetap mempertahankan kepemimpinan militernya yang terfragmentasi tetapi tetap efektif meskipun mengalami kerugian besar. Hamas, menurut laporan tersebut, berhasil beradaptasi dengan situasi lapangan yang berubah meskipun serangan “Israel” semakin intensif.
Laporan itu juga menyebut bahwa Hamas telah memperluas dewan kepemimpinannya, mengandalkan metode komunikasi sederhana yang sulit diretas, serta menjalankan perang gerilya sambil tetap mengelola urusan di Gaza meskipun bombardir terus berlangsung.
Di sisi lain, Times of Israel menerbitkan laporan yang membahas tantangan besar yang dihadapi “Israel” saat bersiap untuk kemungkinan operasi darat baru di Gaza. Mengutip para analis, media itu menyebut bahwa “kembali berperang akan menjadi lebih rumit karena berkurangnya dukungan publik, meningkatnya tantangan politik, serta kelelahan di kalangan tentara.”
Laporan tersebut juga menyoroti meningkatnya keengganan tentara cadangan untuk kembali bertempur di Gaza, di tengah tuduhan bahwa pemerintah mempertaruhkan nyawa para tawanan demi kepentingan politik.
Sementara itu, Politico melaporkan bahwa serangan udara “Israel” ke Lebanon berisiko merusak gencatan senjata yang rapuh, yang sebelumnya mengakhiri berbulan-bulan pertempuran sengit antara “Israel” dan Hizbullah. Eskalasi ini, menurut Politico, terjadi di tengah intensifikasi serangan “Israel” di Gaza serta krisis hukum dan politik internal setelah pemecatan kepala dinas keamanan dalam negeri (“Shin Bet”), Ronen Bar.
Di sisi lain, The Wall Street Journal menulis bahwa pengiriman kapal induk AS lainnya ke Timur Tengah bertepatan dengan meningkatnya pertempuran di berbagai front di kawasan tersebut. Media itu memperingatkan bahwa serangan “Israel” yang terus berlanjut di Gaza berisiko memicu kembali konflik di wilayah lain yang sebelumnya relatif lebih tenang dalam beberapa bulan terakhir.
(Samirmusa/arrahmah.id)