GAZA (Arrahmah.com) – Media Barat seperti CNN dan BBC tidak mampu menyembunyikan penderitaan rakyat Gaza, karena dunia sudah telanjur mengetahui kebenarannya, salah seorang pengamat politik menyatakan.
Pada Desember 2008, Zionis Israel melancarkan serangan ke Gaza dan telah merenggut hidup lebih dari 1400 warga Palestina, yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Pembantaian itu pun berdampak pada gulung tikarnya perekonomian Gaza senilai $ 1,6 miliar.
“Anak-anak Palestina, khususnya di Gaza, telah terhambat pertumbuhannya, dan terus mengalami penderitaan sebagai konsekuensi dari peperangan, bahkan setelah perang itu sendiri. Ini bukanlah sesuatu yang dapat disembunyikan oleh CNN atau BBC atau New York Times atau Times of London. Fakta ini adalah sesuatu yang dilihat secara kasat mata oleh seluruh orang di seluruh dunia, ditampilkan (melalui media) atau tidak,” kata Mohammad Marandi, seorang profesor di Universitas Teheran pada hari Minggu (16/1/2011).
“Yang sangat penting adalah bahwa kebanyakan orang mengakui bahwa situasi ini tidak dimulai lewat peperangan itu sendiri. Israel memberlakukan embargo ketat terhadap rakyat Palestina selama sekitar dua tahun, sebelum perang benar-benar dimulai. Dan orang-orang mengetahui bahwa Uni Eropa dan PBB mendukung embargo ini. Anak-anak dan perempuan Palestina harus menghadapi kekurangan obat dan makanan selama bertahun-tahun,” tambah Marandi.
Selain itu, Israel juga secara terang-terangan melakukan pembangunan permukiman di wilayah-wilayah yang diduduki Tepi Barat dan al-Quds Timur.
Menurut data dari Pusat Informasi Palestina, Israel telah menghancurkan 995 kompleks perumahan warga Palestina dan mengusir 5.783 penduduk, 3.109 di antaranya adalah anak-anak, di al-Quds yang diduduki sejak awal tahun 2000. (althaf/arrahmah.com)