MOGADISHU (Arrahmah.com) – Al Qaeda dilaporkan telah mendirikan sekolah untuk mendidik anak-anak melakukan serangan di masa depan terhadap negara-negara Barat, Daily Mail melaporkan pada Minggu (12/8/2012).
Sekolah tersebut mengumpulkan anak-anak yang berumur tujuh sampai sepuluh tahun dan mereka diajarkan Islam versi “ekstrim”, lanjut surat kabar tersebut. Mereka juga diajarkan mengenai operasi syahid.
Penyelidik teror Neil Doyle menemukan gambar anak-anak yang terkunci setelah otoritas melakukan sebuah serangan ke sebuah sekolah di Mogadishu. Seorang anggota Al Shabaab (yang telah menyatakan diri bergabung dengan Al-Qaeda-red) diduga menjadi pengajar di sekolah tersebut. Serangan tersebut merupakan salah satu dari beberapa operasi yang dilakukan oleh pemerintah Somalia dan menyebabkan ditangkapnya 200 orang.
Harian tersebut melanjutkan seperti yang dilansir Al Arabiya, bahwa ketika tertangkap guru mereka mengatakan bahwa anak-anak dikunci sebagai hukuman telah meninggalkan kelas tanpa alasan.
“Gambar-gambar telah menunjukkan al Shabaab telah berpaling kepada perbudakan untuk menghasilkan generasi tentara anak dan pelaku bom bunuh diri,” klaim Doyle kepada Daily Mail.
Beberapa hari sebelum serangan ke sekolah tersebut oleh pemerintah boneka Somalia, Al Shabaab mengaku bertanggung jawab atas pemboman yang menewaskan delapan tentara boneka Somalia. Pernyataan yang membantah bahwa gerakan mereka mulai melemah di Somalia seperti yang diklaim Somalia dan sekutunya. Namun sejauh ini, kelompok Mujahidin Al Shabaab belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait tudingan Barat terhadap mereka mengenai pendirian sekolah ini. (haninmazaya/arrahmah.com)