(Arrahmah.com) – Dua hari yang lalu, The Guardian, Inggris (2/11), menurunkan judul berita yang membuat kening saya berkerut, karena cukup menakutkan “Fears Over Violence In Jakarta As Hardline Islamist Protest Governor’s Blasphemy”.
Demikian juga, The Straits Time (Singapore, Asia) yang judulnya tersirat bahwa pendemo adalah kelompok “anti china’.
Saya berusaha memahami.
Rupanya, berita tersebut awalnya merujuk pada Reuters, dan Reuters dari The Jakarta Post (Indonesia).
The Guardian juga menambahkan adanya berita (statement) pada akhir Oktober dari ‘kelompok cabang ISIS di Suriah, Jabhat Fatah al-Sham, yang akan menghabisi Gubernur DKI dengan peluru’ – yang tampaknya di pengaruhi dari analisa Sydney Jones.
Tapi itu dua hari yang lalu, kini berita media asing jauh lebih proporsional – mereka bisa menangkap esensi demo Jakarta 411, yaitu penegakan proses hukum.
Namun yang luar biasa adalah The Sydney Morning Herald (Australia), disingkat SMH, isinya selain detil juga menggambarkan esensi dari demo Jakarta 411, yang menurut saya sesuai fakta lapangan, tidak bias. Jauh lebih baik dari berita-berita yang disiarkan TV lokal. Demikian detil dan akuratnya, hingga kegiatan ‘dapur umum’ di Rumah Amanah Rakyat juga diliput, bagaimana mereka menyiapkan makanan untuk ribuan pendemo.
Salut buat para jurnalis, Jewel (wanita) dan Ian Wilson (pria). Reporter lapangannya pun (wanita bule), tampak santai meliput ditengah-tengah kerumunan orang berjubah putih – tanpa rasa takut atau khawatir.
Sebagaimana diketahui, para pendemo bukan saja ormas Islam yang kerap dikenal dengan ‘garis keras’, tapi juga ada sejumlah mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta, Ikatan Alumni PT terkenal yang mendukung, Ormas Pemuda Tionghoa, Khonghucu dan Katolik (Republika), tokoh Tionghoa penulis , tokoh pemuda Budha. Jaya Prana sendiripun ikut menyumbang logistik ke Masjid Istiqlal. Hadir (rencana) AM Fatwa (senator DPD) dengan Yayasan dibawah naungannya, 2 anggauta DPR, Aa Gym yang kemudian situsnya diblokir pemerintah (ikut sedih), Gubernur NTB M Zainal Majdi yang sangat populer belakangan ini. Ustadz Yusuf Mansur yang menyumbang 10 truk air mineral (Republika). Sumbangan juga mengalir dari Keluarga Mahasiswa Mesir, Sumatra Barat, NTB, Riau dan dari New Zealand. Ormas Muhamadiyah menyediakan 300 tenaga paramedis dan 3 dapur umum plus kendaraannya. (NKRInews)’.
Demo serentak juga berlangsung di Surabaya, Makasar, kota lainnya dan bahkan di Australia, Sydney.
Saya juga memonitor, apakah ada ‘travel warning’ dari kedutaan Amerika dan Australia. Ternyata tidak ada. Hanya mereka minta warganya menjauhi lokasi pendemo dan sebaiknya tinggal dirumah (SMH).
Saya juga melihat ada perubahan keputusan Pemerintah, untuk mempercepat pemeriksaan calon ‘tersangka’ – awalnya terlihat enggan dan tidak pasti mengumumkannya, Senin pekan depan akan dipanggil – sebagai saksi.
“HUKUM AKAN DITEGAKKAN DAN CEPAT, SESUAI ATURAN”, kata Wapres (RI-2) didampingi sejumlah Mentri (TV one).
Ada yang menarik, ternyata ‘pengaduan’ atau laporan pertama ke polisi justru datangnya dari Sumatra Selatan (CNN Indonesia) dan Jakarta 411 menjadi ‘trending topic di dunia. Ke-4
Oh ya, SMH juga menyinggung ‘key isues’, tiga tokoh besar Indonesia – JKW, PS dan SBY yang akan mempengaruhi politik Indonesia berikutnya.
Demo Nasional/Jakarta 411 berhasil mendorong keputusan Pemerintah, lebih cepat dan jelas.
Hendy Damanik
(*/arrahmah.com)