YERUSALEM (Arrahmah.id) – McDonald’s “Israel” mengumumkan bahwa mereka memberikan ribuan makanan gratis kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan warga “Israel” setelah serangan mendadak Hamas pada Sabtu (7/10/2023).
Dalam sebuah Intagram Story pada Kamis (12/10), McDonald’s mengatakan bahwa mereka telah menyumbangkan “puluhan ribu makanan” di seluruh “Israel” selama beberapa hari terakhir selama konflik yang sedang berlangsung.
McDonald’s menulis, “McDonald’s menyumbangkan dan akan terus menyumbangkan puluhan ribu makanan kepada unit IDF, polisi, rumah sakit, penduduk di sekitar Jalur Gaza dan semua pasukan penyelamat. Kami akan terus menyumbangkan ribuan makanan setiap hari untuk pasukan kami di seluruh negeri. Selain diskon 50% untuk tentara dan pasukan keamanan yang datang ke cabang kami.”
Mereka menjelaskan dalam satu unggahan bahwa mereka telah membuka lima restoran semata-mata dengan tujuan memberikan bantuan dan sumbangan kepada pasukan keamanan dan berencana untuk mengirimkan 4.000 makanan setiap hari.
Sejauh ini raksasa makanan cepat saji tersebut telah menyumbangkan 12.000 makanan kepada IDF dan penduduk “Israel” di daerah sekitarnya, menurut sebuah unggahan pada Kamis (12/10). Gambar di unggahan tersebut menunjukkan mobil-mobil yang memuat makanan McDonald’s dan tentara serta pekerja di rumah sakit menerima paket tersebut.
Salah satu video menunjukkan para pekerja McDonald’s menyiapkan makanan dan paket untuk dikirim ke pangkalan militer di “Israel” Selatan.
Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu mengumumkan keadaan perang pada Sabtu (7/10) setelah Hamas meluncurkan ribuan roket ke “Israel” tengah dan selatan, menewaskan ratusan orang. Jumlah korban tewas di “Israel” telah meningkat menjadi 1.300 sejak Sabtu, menurut BBC.
Sementara itu “Israel” telah memberlakukan blockade total terhadap makanan, air, bahan bakar dan obat-obatan yang memasuki Gaza.
Hal ini akan “membuat penduduk kelaparan” dan menyebabkan “bencana kemanusiaan,” kata Ivan Karakashian, kepala advokasi di Yerusalem untuk LSM Dewan Pengungsi Norwegia, kepada Insider pada Selasa (10/10). (zarahamala/arrahmah.id)