WASHINGTON (Arrahmah.com) – Panglima baru pasukan AS dan NATO di Afghanistan dalam waktu dekat merencanakan pengkajian ulang seluruh operasi militer yang dilakukan dalam rangka meyakinkan pasukannya agar tetap memfokuskan diri dalam ‘melindungi penduduk sipil’, lapor Washington Post pada Selasa (17/6).
Jenderal Stanley McChrystal mengatakan bahwa ia berencana menghabiskan delapan dari 10 hari pertemuannya dengan para panglima militernya di Afghanistan untuk bertemu dengan para pimpinan provinsi dan desa-desa sebagai salah satu cara untuk membaca dan menganalisis situasi di negara tersebut.
Dalam sebuah wawancara di Kabul, McChrytstal berdalih bahwa pengkajian ulang itu akan memetakan wilayah-wilayah dimana pasukan AS, NATO, dan Afghan bisa bertindak sesuai dengan kapasitas dan situasi.
“Kami akan mencari beberapa bagian dari Afghanistan yang kami rasa penting, yakni wilayah-wilayah dengan tingkat perlawanan yang cukup tinggi namun berada di tempat yang padat penduduk,” kata McChrystal.
“Selama ini kami tidak memiliki prioritas, karena kami tidak memiliki cukup personil,” katanya.
Ucapan McChrystal sungguh janggal, karena sebetulnya ia mengambil alih komando di pertengahan jalan ketika jumlah pasukan AS sedang ditingkatkan lebih dari dua kali lipat dari 32.000 personil akhir tahun 2008 menjadi 68.000 personil akhir tahun ini. Selain itu, ia juga memimpin 30.000 personil pasukan dari berbagai negara anggota NATO.
Harian AS itu membahas keluhan McChrystal mengenai kesulitan yang harus dihadapi militernya di lembah Korengal di timur Afghanistan. Selama ini, ia mengeluhkan bahwa lembah tersebut terlalu sulit untuk ditaklukkan oleh pasukannya ketika beroperasi untuk memerangi mujahidin.
McChrystal terus-menerus menekankan fokus militernya saat ini adalah untuk meningkatkan perlindungan terhadap warga sipil yang selama ini menjadi penyebab kemarahan internasional terhadap AS yang melaksanakan operasinya dengan cara yang sangat brutal dan menimbulkan jatuhnya korban sipil dalam jumlah yang tidak sedikit. (Althaf/reuters/arrahmah.com)