ANKARA (Arrahmah.com) – Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MBS) dilaporkan berbicara melalui telepon dengan wartawan Jamal Khashoggi beberapa saat sebelum dia dibunuh di konsulat kerajaan di Istanbul.
Harian pro-pemerintah Turki, Yeni Safak, Minggu (21/10/2018) mengungkapkan rincian dugaan baru dari kasus tersebut, bertentangan dengan klaim oleh pemerintah Saudi bahwa Pangeran Mohammed tidak terlibat sama sekali dalam pembunuhan Khashoggi.
“Khashoggi ditahan oleh tim Saudi di dalam gedung konsulat. Kemudian Pangeran Mohammed menghubungi Khashoggi melalui telepon dan berusaha meyakinkan dia untuk kembali ke Riyadh,” kata laporan itu.
“Khashoggi menolak tawaran Pangeran Muhammad karena takut dia akan ditangkap dan dibunuh jika dia kembali. Tim pembunuh kemudian membunuh Khashoggi setelah pembicaraan berakhir,” tambahnya.
Meskipun sulit untuk memverifikasi sumber informasi ini, media pro-pemerintah Turki telah menerima banyak kebocoran yang ternyata akurat, termasuk gambar dari para anggota tim pembunuh saat mereka memasuki Turki dan laporan rekaman audio dari pembunuhan yang saat ini berada dalam kepemilikan otoritas Turki.
Pihak berwenang Saudi mengakui Sabtu (20/10) bahwa Khashoggi, kolumnis Washington Post dan seorang kritikus Riyadh, tewas di dalam kompleks diplomatik kerajaan Istanbul menyusul “perkelahian”.
Pengakuan mereka datang setelah dua minggu penyangkalan dengan klaim bahwa sang wartawan telah meninggalkan konsulat hidup-hidup.
Narasi Saudi tentang pembunuhan telah disambut dengan skeptisisme dan kecaman dari komunitas internasional.
Pada tanggal 5 Oktober, Pangeran Mohammed mengatakan kepada Bloomberg bahwa Khashoggi tidak berada di dalam konsulat dan “kami siap untuk menyambut pemerintah Turki untuk menggeledah dan menyelidiki tempat kami”.
Kerajaan telah memecat lima pejabat tinggi dan menangkap 18 orang lainnya dalam penyelidikan atas pembunuhan itu – sebuah langkah yang secara luas dipandang sebagai upaya untuk menutupi peran putra mahkota dalam pembunuhan tersebut. (Althaf/arrahmah.com)