RIYADH (Arrahmah.com) – Putra mahkota Arab Saudi mengakui dirinya bertanggung jawab atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi tahun lalu oleh tim operasi Saudi seiring kejadian tersebut ada di bawah pengawasannya, berdasarkan sebuah dokumenter yang akan ditayangkan pekan depan, lansir Reuters, Kamis (26/9/2019).
Mohammed bin Salman, penguasa de facto kerajaan, belum berbicara secara terbuka tentang pembunuhan yang terjadi di dalam konsulat Saudi di Istanbul. CIA dan beberapa pemerintah Barat mengatakan dialah memerintahkannya, tetapi pejabat Saudi mengatakan dia tidak memiliki peran apapun dalam insiden tersebut.
Kematian itu memicu kegemparan global, menodai citra putra mahkota dan membahayakan rencana ambisius untuk mendiversifikasi ekonomi eksportir minyak utama dunia dan membuka masyarakat Saudi yang tertutup. Sejak itu dia belum mengunjungi Amerika Serikat atau Eropa.
“Itu terjadi di bawah pengawasan saya. Saya menanggung semua tanggung jawab, karena itu terjadi di bawah pengawasan saya,” katanya kepada PBS Martin Smith, menurut pratinjau dari sebuah film dokumenter berjudul “Putra Mahkota Arab Saudi” yang akan mengudara pada 1 Oktober, yang dekat dengan peringatan satu tahun kematian Khashoggi.
Setelah penolakan awal, narasi resmi Saudi menyalahkan pembunuhan itu pada para agen nakal. Jaksa penuntut umum mengatakan wakil kepala intelijen saat itu memerintahkan pemulangan Khashoggi, orang dalam kerajaan yang menjadi pengkritik blak-blakan melawan rezim, tetapi pemimpin perunding memerintahkan dia dibunuh setelah upaya untuk pemulangannya gagal.
Saud al-Qahtani, mantan penasihat kerajaan tertinggi yang dilaporkan Reuters memberi perintah melalui Skype kepada para pembunuh, memberi pengarahan kepada tim pembunuh tentang aktivitas Khashoggi sebelum operasi, kata jaksa penuntut.
Saat ditanya bagaimana pembunuhan itu dapat terjadi tanpa dia sadari, Smith mengutip perkataan Pangeran Mohammed, “Kami memiliki 20 juta orang. Kami memiliki 3 juta pegawai pemerintah.”
Terkait jet pribadi pemerintah yang digunakan oleh para pembunuh, sang putra mahkota menyatakan, “Saya memiliki pejabat, menteri untuk mengikuti berbagai hal, dan mereka bertanggung jawab. Mereka memiliki wewenang untuk melakukan itu.”
Seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan kepada Reuters pada bulan Juni bahwa pemerintahan Trump menekan Riyadh memberi “kemajuan nyata” untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang berada di balik pembunuhan yang akan terjadi.
Sebelas tersangka Saudi telah diadili dalam persidangan rahasia tetapi hanya beberapa sidang telah diadakan. Sebuah laporan AS telah meminta Pangeran Mohammed dan pejabat senior Saudi lainnya untuk diselidiki.
Khashoggi, seorang kolumnis Washington Post, terakhir terlihat di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, tempat ia akan menerima dokumen sebelum pernikahannya. Tubuhnya dilaporkan dipotong-potong dan dikeluarkan dari gedung, dan jenazahnya belum ditemukan hingga saat ini. (Althaf/arrahmah.com)