KLATEN (Arrahmah.com) – Fenomena kerusakan masyarakat di akhir zaman banyak disebabkan oleh kurangnya ilmu dan krisis keteladanan, sehingga menyebabkan masyarakat mencari figur tanpa melakukan filterisasi dengan istilah lebih dikenal sebagai trend atau “madzhab” gaya hidup artis. Sebuah trend yang dijadikan “referensi” untuk dijadikan barometer dan sebuah panutan dalam menjalankan kehidupan.
Hal ini diungkapkan oleh ustadz Abu Fatiah al Adnani saat kajian rutin senin malam di Masjid Al Huda, Kerunbaru, Belangwetan, Klaten, Jawa Tengah (25/6).
“Maka, saat-saat sekarang ini kita tidak perlu heran dan “geleng-geleng kepala” jika masyarakat dan khususnya umat Islam sekalipun baik yang berjilbab (jilbab gaul) dan menjalankan shalat, dengan enteng dan mudahnya suka dan nyaman dalam mendengarkan musik, minum khomer bahkan perilaku yang paling bejat sekalipun yakni free sex (berzina),” katanya.
Ustadz muda yang sudah banyak sekali menulis buku-buku best seller yang bertemakan akhir zaman ini, menuturkan sambil menyitir sebuah hadits Nabi Muhammad SAW bahwa hal tersebut (perbuatan mengikuti tatacara kehidupan artis) akan merebak diakhir zaman nanti dan ironinya hal tersebut akan dianggap sesuatu yang biasa-biasa saja dan halal dimata masyarakat.
“Rasulullah SAW bersabda, “(Akan terjadi di akhir zaman) pada umat ini pembenaman (bumi), pengubahan rupa (manusia) dan hujan batu (meteor). Lalu ada sahabat yang bertanya, “Ya Rasulullah, kapan peristiwa tersebut akan terjadi?” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Apabila biduwanita (selebritis/artis) telah merajalela (bermunculan atau unggul), alat-alat musik dan khomer dianggap biasa (dianggap halal)”. (HR. Tirmidzi 2212 – Al Fitan dari hadits ‘Imran bin Hushain, Ibnu Majah 4060 – Al Fitan dari haadits Sahl bin Sa’d dan Thabrani dalam Mu’jamul Kabir dan Mu’jamul Aushat. Hadits ini Shohih),” ujarnya.
Lanjutnya, penjelasannya bahwa hadits ini mengisyaratkan bahwa di akhir zaman nanti masyarakat akan lebih banyak menjadikan artis sebagai panutan dalam kehidupan mereka. Mulai dari bangun tidur mereka (para selebritis atau artis) hingga mereka tidur lagi, semuanya akan ditiru.
“Hadits ini mengisyaratkan bahwa di akhir zaman, ideologi yang akan muncul (dhohir) ataupun gaya hidup yang akan menjadi panutan, yang dhohir yaitu gaya hidupnya para selebritis atau artis. Dimana A sampai Z-nya, tidur sampai bangunnya, yang dilakukan oleh mereka akan menjadi bahan berita yang tak akan selesai-selasai diceritakan. Kemudian A sampai Z-nya berarti gaya makan gaya minum gaya berpakaian, sampai gaya berumah tangganya-pun yang kadang-kadang seorang artis wanita punya suami rangkap itu juga ditiru atau yang laki-lakinya hobi berselingkuh itu juga ditiru, ini makna Dhoharo. Dan hal ini sudah terjadi pada zaman ini,” ungkap ustadz Abu Fatiah.
Lebih dari, Ia mengungkapkan hal ini terjadi karena adanya krisis keteladanan, para artis yang menghiasai layar kaca (TV) malah dijadikan Nabi-nya umat Islam, padahal sebagai orang islam yang harusnya dijadikan uswah (contoh/teladan) adalah Rasulullah SAW.
“Dan hal ini terjadi karena Nabi-nya kaum muslimin bukan lagi Rasulullah SAW, tapi Nabi mereka yaitu artis. Dan contoh kecil dari fenomena ini yaitu nampak ketika Lady Gaga datang ke Indonesia, bagaimana harga tiket yang sebesar 500 ribu sampai 2 juta-an habis dan ludes hanya dalam hitungan hari saja,” tegas ustadz yang juga pengajar Ponpes Darusy-Syahadah Simo Boyolali itu.
Gaya Hidup Minum Khomer, Musik dan Free Seks, Tanda bahwa Kiamat Sudah Dekat
Ustadz Abu fatiah menjelaskan, melihat berbagai fenomena akhir-akhir ini seperti luapan lumpur lapindo di Sidoharjo Jawa Timur yang sampai sekarang ini tidak bisa diprediksi oleh siapapun dan kapan semburan lumpur tersebut akan berhenti, sudah bisa dijadikan suatu pelajaran.
Menurutnya, bahkan DR. Gamal seorang pakar gempa UNS Solo pernah menyampaikan makalah dalam sebuah diskusi bahwa Sidoharjo itu dilihat dari struktur dan karakter tanahnya, SOP-nya, cara pengeborannya dan lain sebagainya itu sebetulnya sama saja dengan Sumatra, ujung pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan lainnya sebagainya.
“Tapi kenapa Sidoharjo yang ditakdirkan Allah “ambles” duluan? kelihatannya ada kunci yang coba dibuka, yakni inul dengan goyang ngebornya,” ujar Abu Fatiah.
Jelasnya kembali, meski artis selain Inul mungkin banyak yang lebih heboh dan porno, tapi inul secara fakta telah menjadi simbol dan ikon atau kunci dari “goyangan-goyangan” berikutnya yang lebih seronok lagi. Bahkan, terangnya, ada salah satu asatidz yang juga konsen dibidang pembahasan Huru-Hara akhir zaman menyatakan dan memprediksi bahwa Lumpur Lapindo Sidoharjo tersebut merupakan penterjemahan dari hadits Nabi saw yang menyatakan bahwa akan terjadi pembenaman bumi di timur, barat dan jazirotul arab (khosfun fil-masyriq, khosfun fil-magrib wa khosfun fil-jaziratul arab). “Dan di Sidoharjo merupakan khosfun fil-masryiq (pembenaman bumi di timur),” papar ustadz Abu Fatiah.
Selain itu, sambungnya, ada pula kisah manusia (wanita) yang berubah menjadi tikus karena ia mencampakkan Al Qur’an yang dibaca oleh sang ibu, sedangkan wanita itu asyik dengan musik yang didengarnya. Wanita itu kemudian membuang mushaf Al Qur’an yang sedang dibaca ibunya karena dia merasa terganggu dengan bacaan Al Qur’an ibunya pada waktu dia sedang asyik mendengarkan suara musik.
“Dan pembenaman bumi, pengubahan rupa dan hujan meteor itu terjadi ketika khomer dan musik sudah menjadi gaya hidup, artis juga menjadi gaya hidup. Padahal kita tau kehidupan artis, khomer dan musik ini nyatu rata-rata, tambah lagi kalau sudah ada lagi artis dan khomer free seks, kan begitu. Ini sudah padanannya, sehingga kita tau bahwa penyakit AIDS dan berbagai macam jenis penyakit kelamin ini hubungannya erat dengan ketiga hal diatas, musik khomer artis. Lihat, semua artis sampai mantan-mantan artis yang tobat pernah mengatakan; mustahil artis kok tidak kenal free seks, mustahil artis kok artis tidak kenal narkoba, wong tempat kongko-kongkonya isinya semacam itu,” beber Ustadz Abu Fatiah.
Maka dia menyampaikan kepada para jama’ah untuk tidak heran jika melihat artis apalagi para pejabat dengan sangat gampangnya melakukan segala macam kemaksiatan seperti suka mendengarkan main musik maupun selingkuh atau free seks. Dan hal ini terungkap ketika seorang mantan menteri ketahuan selingkuh dengan awak berita stasiun TV swasta yang umurnya selisih 40 tahun. Jika menteri yang wajahnya tidak tampan seperti itu dengan postur tubuh yang tidak mengenakkan dipandang saja masih laku dan bisa melakukan perselingkuhan, lalu bagaiman dengan para artis atau para pejabat yang punya wajah ganteng dan body atletis? Tentu akan lebih sangat berpotensi untuk melakukan hal tersebut.
“Jadi nampaknya kita tak perlu gelen-geleng kepala kalau kita mendengar menteri ceritanya berakhir seperti itu, itu hanya gunung es saja. saya membaca buku yang berjudul “Parlemen Undercover”, ya mengerikan walaupun menggunakan bahasa-bahasa kiasan. Tetapi disitu menggambarkan bagaimana dunia pejabat yang memang yang dia bisa berbuat sebebas-bebasnya dengan duit yang semau-maunya dengan fasilitas yang anda bisa tau isinya semacam itu, maka berpeluang untuk melakukan perbuatan2 itu hal yang semacam sangat logis sekali, apalagi dunia artis,” ungkapnya.
Terakhir dia mengambil kesimpulan bahwa dhoharo dalam hadits diatas artinya bukan hanya sekedar nampak, tapi sudah unggul diatas. Dan hal ini kalau bisa dikiaskan sudah sama seperti sebuah Madzhab. Jika dikalangan umat islam masyhur dengan 4 madzhab, maka diakhir zaman nanti akan ada satu madzhab lagi yang akan dijadikan pedoman dan panutan oleh kaum muslimin dalam membantu peribadatan mereka dan gaya hidup mereka, yakni Madzhab Artis.
“Jadi, dhoharo maknanya bukan sekedar muncul, tetapi dia sudah unggul di atas. Kalau dikatakan dhoharotul qoinat (munculnya para artis), itu digambarkan bahwa madzhab artis ini adalah madzhab terbesar sedunia. Sehingga nanti memilih apapun harus berbasis artis, pemimpin pejabat gubernur sampai ustadz-pun berbasis artis. Kan seperti, ustadz yang selebritis, ini yang akan memiliki pengikut yang paling banyak. Maka dhoharotul qoinat, itu menggambarkan tentang betapa ideologi artis, ideologi musik, ideologi minuman keras itu akan menjadi madzhab terbesar bagi seleuruh umat manusia yang dampaknya nanti Allah akan menghukum mereka dengan pembenaman bumi, hujan meteor dan perubahan wajah,” tutupnya. (bilal/arrahmah.com)