KAIRO (Arrahmah.com) – Pakar strategi dan keamanan Mesir, mayjen Dr. Abdul Majid Imran mengomentari operasi pesawat militer Mesir yang membombardir desa-desa dan kota-kota di Semenanjung Sinai hingga menewaskan 30 orang bersenjata tidaklah berbeda dengan tindakan tentara Suriah.
Komentar Mayjen Imran itu menunjuk kepada kebiadaban militer rezim Suriah yang membombardir desa-desa dan kota-kota di Suriah dengan dalih keberadaan orang-orang bersenjata dan kelompok teroris di desa dan kota yang dibombardir.
Dalam wawancara dengan stasiun TV Mesir-25 pada Senin (13/8/2012) pagi, Mayjen Abdul Majid Imran menyatakan bombardir terhadap desa-desa dan kota-kota di Sinai dengan dalih adanya orang-orang bersenjata di sana adalah tindakan illegal.
Mayjen Imran menambahkan, “Membunuh 30 orang bersenjata tanpa melakukan proses penyidikan apapun terhadap mereka adalah tindakan yang tidak bisa diterima. Tindakan itu tidak ada bedanya dengan tindakan Tentara Suriah.”
Menurut Mayjen Imran, sejak terjadi penembakan terhadap belasan tentara perbatasan Mesir sampai saat ini, tidak ditemukan informasi apapun mengenai identitas para pelaku serangan. Imran mempertanyakan bagaimana tentara Mesir membunuh 30 orang tanpa proses penyidikan apapun yang membuktikan keterlibatan mereka dengan peristiwa serangan terhadap tentara perbatasan Mesir.
Menurutnya, mereka harus ditangkap terlebih dahulu dan menjalani proses penyidikan. Jika terbukti mereka sebagai pelaku serangan yang menewaskan belasan tentara perbatasan Mesir, mereka layak dihukum sampai hukuman mati sekalipun. Adapun membunuh mereka dengan cara bombardier brutal tanpa ada proses penangkapan dan penyidikan adalah tindakan yang tidak bisa diterima.
Mayjen Imran sendiri menguatkan analisanya bahwa penjajah zionis Israel berada di balik serangan terhadap belasan tentara perbatasan Mesir tersebut.
(muhib almajdi/arrahmah.com)