NOUAKCHOTT (Arrahmah.com) – Mauritania telah mengekstradisi mantan direktur intelijen Libya era mantan diktator Muammar Gaddafi, Abdullah al-Senussi, kepada pemerintah Libya yang baru.
Senussi tiba di Libya pada hari Rabu (5/9/2012) dan telah ditahan dengan pejabat era-Gaddafi lainnya, termasuk mantan perdana menteri, di tempat yang tidak diketahui di ibukota Tripoli, Associated Press mengutip seorang pejabat Libya mengatakan.
“Abdullah al-Senussi akan memiliki pengadilan yang adil sesuai dengan standar internasional hak asasi manusia,” Perdana Menteri interim Libya, Abdurrahim al Keib, Rabu (5/9).
Ekstradisi kepala mata-mata Libya ini terjadi setelah pertemuan tingkat tinggi antara para pejabat Libya dan Mauritania sehari sebelumnya.
Senussi ditangkap pada bulan Maret karena masuk secara ilegal ke Mauritania setibanya di ibukota Mauritania Nouakchott, dari Casablanca, Maroko.
Senussi, yang akan diadili oleh pemerintah Libya atas kejahatan terhadap kemanusiaan selama revolusi tahun lalu negara itu, juga diinginkan oleh Prancis dan Pengadilan Pidana Internasional (ICC).
Senussi dicari atas surat perintah penangkapan ICC 2.011 sehubungan dengan penumpasan brutal terhadap protes selama revolusi yang menggulingkan rezim Gaddafi.
Dia juga dicari oleh pihak berwenang Prancis setelah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas keterlibatannya dalam pemboman 1989 dari sebuah pesawat Prancis di atas Niger. Serangan itu menewaskan 170 orang, termasuk 54 warga Perancis.
Senussi juga telah dikaitkan dengan pemboman 1988 jet Pan Am di atas Lockerbie, Skotlandia, di mana 270 orang tewas.
Senussi yang telah menjabat selama lebih dari empat dekade tanpa legislatif, dipecat pada bulan Agustus 2011. (althaf/arrahmah.com)