ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Pemimpin Jamiat Ulema-e-Islam Pakistan, Maulana Fazl-ur-Rehman, mengatakan bahwa pemerintah Pakistan mengaitkan kegagalannya dalam menjamin keamanan rakyat, dengan Afghanistan.
Maulana Fazl-ur-Rehman juga menyebutkan bahwa selama kunjungannya ke Afghanistan tahun lalu, ia telah membuat kemajuan yang signifikan dengan pemerintah Afghanistan dalam isu-isu yang berkaitan dengan perbatasan, perdagangan, dan pengungsi.
Pemimpin Jamiat Ulema-e-Islam Pakistan ini mengatakan: “Ada 250 pos perbatasan dari Quetta ke Besham dan Kohistan. Apakah ini juga merupakan tanggung jawab Afghanistan? Di mana kita? Tentara kita ada di perbatasan! Dalam seluruh situasi ini, bukanlah kepentingan kita untuk melimpahkan tanggung jawab kita kepada orang lain. Kita harus fokus pada tanggung jawab kita sendiri.”
Imarah Islam Afghanistan belum mengomentari pernyataan pemimpin Jamiat Ulema-e-Islam Pakistan ini, lansir Tolo News (6/9/2024).
Ini bukan pertama kalinya pemimpin Jamiat Ulema-e-Islam Pakistan mengkritik pendekatan Islamabad terhadap Kabul. Sebelumnya, ia juga menolak klaim yang dibuat oleh para pejabat Pakistan mengenai masuknya teroris dari Afghanistan ke Pakistan.
“Maulana Fazl-ur-Rehman adalah seorang tokoh yang berpengaruh di Pakistan, dan juga di Afghanistan, ia dapat memainkan peran yang mendukung dalam menjaga hubungan normal antara kedua negara,” ujar Moeen Gul Samkanai, seorang analis politik.
Selama kunjungannya ke Kabul pada 8 Januari 2024, Maulana Fazl-ur-Rehman berdiskusi dengan Mullah Mohammad Hassan Akhund, Perdana Menteri, dan Mawlawi Abdul Kabir, deputi politik PM Imarah Islam, mengenai situasi pengungsi Afghanistan di Pakistan, menyelesaikan ketegangan antara Kabul dan Islamabad, dan masalah TTP (Tehrek-i-Taliban Pakistan). (haninmazaya/arrahmah.id)