WASHINGTON (Arrahmah.com) – Arab Saudi telah menjanjikan penyelidikan “penuh” atas pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan pada Minggu (28/10/2018) setelah pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al Jubeir di Bahrain.
“Kami membahasnya … kebutuhan transparansi, penyelidikan penuh dan lengkap. Persetujuan penuh dari Menlu Jubeir, tidak ada keberatan sama sekali,” Mattis mengatakan kepada wartawan setelah pembicaraan tersebut, di mana ia memperingatkan kerajaan Saudi bahwa pembunuhan yang dikaitkan dengan pihak berwenang Saudi berpotensi mendestabilitasi kawasan.
“Dia (Jubeir) mengatakan kita perlu tahu apa yang terjadi dan itu sangat kolaboratif, dalam kesepakatan,” kata kepala Pentagon tersebut kepada wartawan dalam penerbangan dari Manama ke Praha di mana ia akan menandai seratus tahun Cekoslovakia.
Wartawan Saudi, Khashoggi, terbunuh setelah memasuki konsulat Istanbul negaranya pada 2 Oktober untuk mengurus dokumen pernikahan dengan tunangannya di Turki. Laporan mengerikan menuduh bahwa kolumnis Washington Post itu terbunuh dan dipotong-potong oleh tim yang dikirim dari Arab Saudi untuk membungkamnya. Setelah berminggu-minggu penolakan, Riyadh telah berusaha untuk menarik garis bawah krisis dengan penyelidikan.
Pangeran Mohammed, pewaris takhta, secara terbuka mengecam pembunuhan itu sebagai “menjijikkan”, sementara jaksa Saudi mengakui untuk pertama kalinya pekan ini bahwa berdasarkan bukti penyelidikan Turki pembunuhan itu telah “direncanakan sebelumnya”. Namun Riyadh pada Sabtu (27/10) menolak seruan Ankara untuk mengekstradisi 18 warga Saudi yang ditahan atas pembunuhan Khashoggi, ketika Washington memperingatkan krisis berisiko mengganggu stabilitas Timur Tengah.
Mengatasi sebuah forum di Manama pada Sabtu (27/10), kepala Pentagon memperingatkan bahwa “pembunuhan Jamal Khashoggi dalam fasilitas diplomatik seharusnya mengkawatirkan kita semua”.
“Kegagalan suatu negara untuk mematuhi norma-norma internasional dan aturan hukum merongrong stabilitas regional pada saat yang paling dibutuhkan,” tegasnya.
Pembunuhan itu telah memicu gelombang kritik internasional dan mempengaruhi hubungan Washington dengan Riyadh.
Amerika Serikat sangat bergantung pada Arab Saudi untuk melawan pengaruh Iran di wilayah tersebut dan untuk membela keamanan ‘Israel’.
Mattis tidak mengadakan pertemuan bilateral formal dengan Jubeir di sela-sela forum Manama, tempat ia bertemu dengan beberapa pemimpin Arab dan Eropa. Kedua pria itu berbicara saat makan malam mengumpulkan semua menteri. (Althaf/arrahmah.com)