WASHINGTON (Arrahmah.com) – New York Times melaporkan pada 15 Mei bahwa militer Amerika masih terus “mengandalkan jaringan rahasia” mata-mata dan pembunuh paramiliternya di Afghanistan dan Pakistan. Laporan ini muncul dua bulan setelah New York Times untuk pertama kalinya membongkar rahasia militer AS yang menyita perhatian publik.
Pada saat itu, pada bulan Maret 2010, jaringan tersebut berada di bawah pengawasan Michael Furlong, salah satu orang lama Pentagon yang memainkan trik keji dalam agenda perang AS di dua negara ini. Jaringan ini seringkali disebut media sebagai jaringan yang ilegal.
Departemen Pertahanan AS telah banyak berdalih mengenai penyelidikan kegiatan Furlong dan jutaan dolar yang dihabiskan untuk program yang diarahkannya.
Washington Post menegaskan pada 19 Maret lalu bahwa operasi telah diakhiri “akhir tahun lalu” dan penyelidikan sudah dimulai. Washington POst mengutip komentar dari seorang pejabat militer AS yang tegas menyatakan bahwa Furlong “telah bertindak di luar batas perjanjian”
Namun semua pernyataan ini tidak lebih dari sekedar bentuk pengalihan publik. Sejak awal, keculasan dan kelicikan AS memang sudah terbukti, karena buktinya penangkapan terhadap Furlong sangat licin dan pembunuhan yang dilakukan Furlong dilegalkan di tingkat tertinggi dari Departemen Pertahanan.
Sementara itu, banyak media besar di AS yang melaporkan bahwa militer AS masih menyisipkan sejumlah jaringan mata-mata untuk beroperasi di Afghanistan dan Pakistan
Media mengatakan bahwa mata-mata swasta dibayar di bawah kontrak senilai 22 juta yang dikelola oleh perusahaan militer Lockheed Martin dan diawasi oleh bagian Pentagon yang bertanggung jawab atas kebijakan operasi khusus.(althaf/ans/arrahmah.com)