JAKARTA (Arrahmah.id) – Koalisi Masyarakat Sipil yang terdiri dari delapan organisasi mengecam keras pernyataan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, terkait teror paket kepala babi yang dikirim orang tak dikenal ke kantor media Tempo.
Teror ini terjadi seiring aksi unjuk rasa menolak pengesahan revisi Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Perwakilan Koalisi sekaligus Ketua Centra Initiative, Al Araf, menilai respons Hasan tidak mencerminkan empati dan melanggar prinsip kebebasan pers.
Hasan mengeluarkan pernyataan yang seolah menyuruh untuk memasak kepala babi tersebut lantaran jurnalis Tempo menanggapi teror itu dengan humor.
“Pernyataan tersebut cenderung merendahkan, tidak patut disampaikan oleh seorang Kepala Kantor Komunikasi Presiden,” kata Araf lewat keterangan tertulis, Sabtu (22/3/Maret 2025).
Menurutnya, pernyataan Hasan tak dapat didiamkan karena mengandung unsur kebencian terhadap kelompok jurnalis atau media. Terlepas dari sikap dan posisi media untuk kritis terhadap situasi yang ada, ungkapan yang menyepelekan teror ini mengusik hak rasa aman seseorang, khususnya bagi jurnalis dalam kerja-kerja jurnalistiknya.
“Ungkapan yang disampaikan Hasan Nasbi menunjukkan rendahnya komitmen pemerintah, yang diwakili Kantor Komunikasi Kepresidenan, terhadap demokrasi dan kebebasan sipil,” ujar Araf.
Alih-alih menyampaikan rasa keprihatinan, Koalisi Masyarakat Sipil memandang sikap Hasan seolah mendukung aksi teror.
Pihaknya mendesak Presiden Prabowo Subianto meninjau kembali posisi Hasan dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.
Koalisi Masyarakat Sipil menganggap aksi teror yang dialami Tempo sebagai praktik purba yang seharusnya sudah ditinggalkan. Pihaknya mendesak kasus teror segera diungkap, sehingga dapat diketahui pelakunya.
Selain Centra Initiative, Koalisi Masyarakat Sipil terdiri dari Imparsial, PBHI, ELSAM, Walhi, HRWG, DeJuRe, Setara Institute.
(ameera/arrahmah.id)