Seorang pria tiba-tiba berdiri di atas panggung sebuah acara yang dihadiri oleh sejumlah besar undangan termasuk Ratu Belanda, Ratu Beatrix Wilhelmina Armgard. Dia mengajak Ratu Beatrix dan semua hadirin di sana untuk mengikuti jalan yang benar, yang dibawa oleh Nabi Isa Alayhissalam, yaitu mentauhidkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha Esa. Alhamdulillah, dia berhasil menyampaikan semua yang perlu dia sampaikan sebelum pihak keamanan membawanya ke luar.
Dalam sebuah video yang diunggah ke YouTube pada Rabu (11/12/2013) ini, terlihat para hadirin bertepuk tangan menyambut kedatangan Ratu Beatrix. Setelah sang ratu duduk dan para hadirin mulai tenang, tiba-tiba terdengar suara seorang pria dari atas panggung. Tanpa diduga, pria yang ternyata adalah seorang muslim ini mulai menyampaikan dakwahnya dalam bahasa Belanda diawali dengan permintaan maaf karena dia tahu bahwa momen dakwahnya tidak sesuai dengan acara yang akan berlangsung di sana. Dengan percaya diri dia menyampaikan:
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Saya mohon maaf, saya tahu ini tidak sesuai dengan acara ini. Tetapi saya terpaksa melakukannya (karena) saya telah mengajukan beberapa permintaan (untuk menemui kalian), tetapi mereka tidak mengindahkannya.”
Sampai di sini kamera masih mengarah kepada Ratu Beatrix yang terlihat tetap tenang dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh pria muslim yang tidak diketahui identitasnya ini. Kemudian dengan lantang muslim pemberani ini mulai menyampaikan terjemahan Al-Qur’an Surat Maryam ayat 30-34.
Dia (Isa) berkata: Sesungguhnya aku adalah hamba Allah, Dia memberiku Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. (Q.S. 19:30)
Sampai terjemahan Surat Maryam ayat 30 ini disampaikan, kamera dari video yang hanya berdurasi 2 menit 12 detik ini pun mulai mengarah kepada sesosok pria di atas panggung tersebut. Seorang berpostur tubuh tinggi terlihat berdiri tegap sambil memegang mikrofon di sana. Dengan tenang dia melanjutkan:
dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat, selama aku hidup. (Q.S. 19:31)
dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. (Q.S. 19:32)
Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. (Q.S. 19:33)
Itulah Isa putra Maryam, (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan kebenarannya. (Q.S. 19:34)
Sampai terjemahan Surat Maryam ayat ke 34 ini selesai disampaikan olehnya, anggota kelompok musik pengiring yang juga berada di panggung itu tampak memperlihatkan islamophobia mereka di mana satu persatu dari mereka terlihat mulai menuruni panggung sambil membawa alat musik mereka masing-masing.
Namun sang muslim pemberani yang mengenakan setelan jas abu-abu ini tetap tenang dan melanjutkan dakwahnya. Dia kemudian menyampaikan:
“Dia adalah Nabi Isa Al-Masih, Joshua, Yesus Kristus, atau sebutan apa saja yang ingin kalian gunakan. Saya di sini untuk mengajak kalian…”
Dakwahnya terhenti sejenak tatkala dia melihat anggota kelompok musik pengiring tadi tampak panik menuruni tangga. Dia pun menenangkan mereka dan mengakhiri dakwahnya dengan menegaskan:
“Tidak ada apa-apa, tidak ada bom, duduklah. Saya bukan orang gila. Saya hanyalah hamba Allah, dan mengajak kalian kepada satu aqidah, berimanlah kepada Allah. Sembahlah Dia, hanya inilah jalan yang benar.”
Di luar dugaan, para hadirin kemudian menyambutnya dengan tepuk tangan. Mereka tampak menghargai keberaniannya. Setelah itu sekelompok petugas keamanan pun datang menghampirinya di atas panggung. Namun dia tetap tenang menghadapi mereka dan menuruni panggung dengan santai bersama para petugas kemanan tersebut menuju ke belakang panggung.
Meski versi terjemahan video ini beredar belum lama ini, peristiwa mengagumkan ini dikabarkan berlangsung pada tahun 2011 lalu. Acara yang dihadiri Ratu Beatrix ini disebut-sebut merupakan konser musik ulang tahun ke-100 Komunitas Komposer Belanda.
Ratu Beatrix merupakan Ratu Kerajaan Belanda sejak tahun 1980–2013. Wanita yang lahir pada 31 Januari 1938 ini menggantikan Ratu Belanda sebelumnya, Ratu Juliana, yang turun tahta pada tanggal 30 April 1980 lalu. Pada 30 April 2013, Ratu beragama Kristen Protestan ini telah menyerahkan tahta Kerajaan Belanda kepada putranya, Pangeran Willem-Alexander.
Sementara itu, di belakang panggung sejumlah petugas keamanan dan polisi kemudian terlihat menginterogasi muslim pemberani tadi dan terlihat meminta dia memperlihatkan kartu identitasnya. Dia pun memperlihatkannya, masih dengan santai karena dia memang tak melakukan kesalahan apapun, sebelum kemudian mereka membawanya keluar.
Pria ini telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai seorang muslim. Tanggungjawabnya hanyalah menyampaikan kebenaran, sementara keterbukaan hati mereka yang mendengarkan untuk menerima hidayah merupakan Kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata. Semoga Allah memberkahinya, dan semoga mereka yang mendengar seruan dakwahnya diberi hidayah oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan dibimbing ke jalan yang benar, Islam. (banan/arrahmah.com)