GAZA (Arrahmah.id) – Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pada Sabtu bahwa 180 wanita melahirkan setiap hari di Gaza dalam kondisi yang “berbahaya” dan “tidak manusiawi” akibat serangan dan pendudukan “Israel”.
“Di Gaza, 180 wanita melahirkan setiap hari dalam kondisi berbahaya dan tidak manusiawi. Banyak dari mereka tidak dapat mencapai rumah sakit karena berada di daerah yang terkepung, dengan pasukan ‘Israel’ mencegah ambulans menjangkau mereka,” katanya dalam sebuah pernyataan, lansir Anadolu (14/1/2024).
Untuk menekankan parahnya situasi, organisasi kemanusiaan tersebut membagikan rekaman di X.
Rekaman tersebut mendokumentasikan percakapan telepon antara tim kesehatan dan keluarga seorang wanita hamil yang tidak dapat mencapai rumah sakit tepat waktu untuk melahirkan di Jalur Gaza.
Seorang dokter Bulan Sabit Merah Palestina memandu dan membantu keluarga tersebut dalam rekaman audio, yang bertujuan untuk memfasilitasi persalinan yang aman di rumah bagi wanita yang sedang berbicara dengan saudara perempuannya.
Perwakilan Dana Kependudukan PBB (UNFPA) untuk Palestina, Dominic Allen, mengatakan dalam konferensi pers virtual pada Sabtu dari Yerusalem bahwa 18.000 kelahiran terjadi di Gaza dalam 100 hari terakhir.
Dia mencatat bahwa UNFPA tidak dapat menyediakan pasokan yang cukup dan situasi di rumah sakit sangat mengerikan.
Allen menyoroti bahwa 5.500 wanita diperkirakan akan melahirkan dalam beberapa bulan mendatang dan ia menyatakan keprihatinannya atas perjuangan mereka dengan kelangkaan air, kekurangan makanan dan akses yang terbatas terhadap pengobatan.
Dia menekankan risiko mematikan yang terlibat dan menggarisbawahi urgensi untuk mencegah tragedi semacam itu.
45.000 wanita hamil dan 68.000 wanita menyusui di Gaza menghadapi kematian
UNFPA mengumumkan pada 17 Desember bahwa 45.000 wanita hamil dan 68.000 wanita menyusui di Gaza menghadapi risiko anemia, pendarahan, dan bahkan kematian.
Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 1 Januari bahwa karena tidak terpenuhinya kebutuhan 50.000 wanita hamil di pusat-pusat yang menampung mereka yang terlantar akibat serangan di Jalur Gaza, para pasien menghadapi masalah gizi dan kesehatan yang tidak memadai.
Al-Qudra mendesak lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan PBB untuk melakukan intervensi guna menyelamatkan anak-anak dan wanita hamil dari situasi tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)