WASHINGTON (Arrahmah.com) – Raksasa teknologi Cina, Huawei Technologies, mulai pemutusan hubungan kerja (phk) lebih dari dua pertiga dari 850 karyawan yang bekerja di Futurewei Technologies, anak perusahaan risetnya yang bermarkas di Amerika Serikat.
PHK mulai dijalankan setelah AS memasukkan Huawei dalam daftar hitam, lansir Reuters, Senin (22/7).
Futurewei, yang memiliki kantor cabang di Silicon Valley dan Seattle raya, serta di Chicago dan Dallas, mengatakan pihaknya telah memecat 600 karyawan.
Tahun lalu, Futurewei membukukan biaya operasi senilai AS$510. Anak perusahaan itu didirikan sebagian untuk bekerja sama dengan universitas-universitas dan para peneliti.
Huawei adalah pabrikan peralatan telekomunikasi terbesar di dunia. Departemen Perdagangan AS pada Mei memasukkan Huawei ke dalam daftar hitam perusahaan-perusahaan yang memiliki risiko keamanan.
Departemen Kehakiman AS juga sudah mendaftarkan gugatan terhadap Huawei dengan tuduhan dugaan pencurian rahasia dagang dan kejahatan lainnya.
Huawei mengatakan PHK akan berlaku pada 22 Juli “karena pembatasan operasi bisnis,” akibat sanksi pemerintah AS.
Akibat masuk dalam daftar hitam, Futurewei tidak bisa mengalihkan teknologi sensitif kepada perusahaan induknya karena kegiatan itu dianggap ilegal. Huawei juga tidak bisa membeli produk-produk dari perusahaan teknologi AS.
Sembari membawa kotak berisi barang pribadi ke mobil, seorang karyawan Huawei yang menolak diungkap identitasnya, mengatakan kepada Reuters bahwa dia terkena PHK.
Setidaknya beberapa karyawan dengan membawa kotak-kotak mereka tampak meninggalkan kantor sebelum Senin (22/7) siang.
Seorang karyawan lainnya yang tidak terkena PHK mengatakan aktivitas kerja di Huawei sudah berhenti total sejak perusahaan itu dinyatakan masuk ke daftar hitam.
“Pada 17 Mei, Huawei meminta semua karyawan di Futurewei untuk mengunggah segala hal ke komputasi awan Huawei, beberapa saat sebelum pelarangan berlaku,” kata karyawan itu.
“Setelah itu praktis Futurewei sudah menghentikan semua pekerjaan – hampir menghentikan semuanya,’ lanjutnya.
Futurewei sudah mendaftarkan lebih dari 2.100 paten dalam bidang telekomunikasi, jaringan selular 5G, dan teknologi video serta kamera, laporan Reuters, mengutip data dari Badan Paten dan Merek Dagang AS.
Huawei mempekerjakan 1.500 karyawan di AS, termasuk 850 di Futurewei sebelum PHK. Karyawan Huawei lainnya di AS menangani rantai pasokan, layanan konsumen, atau menjalankan fungsi-fungsi lainnya seperti hubungan masyarakat.
Diketahuu, Huawei terlibat dalam perselisihan dagang antara Cina dan AS. Pemerintahan Trump pada bulan Mei memberi sanksi kepada Huawei, yang dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, dan membatasi penjualan peralatan AS kepada perusahaan Cina itu.
(ameera/arrahmah.com)