KOLOMBO (Arrahmah.com) – Biksu Budha radikal menyerang sebuah rumah PBB yang disediakan untuk pengungsi Rohingya di dekat ibukota Sri Lanka pada Selasa (26/9/2017) dan memaksa pihak berwenang untuk memindahkan para pengungsi tersebut, ungkap beberapa pejabat, lansir AFP.
Biksu Budha yang mengenakan jubah safron memimpin gerombolan massa yang kemudian menghancurkan gerbang-gerbang dan memasuki kompleks rumah tersebut yang berada di pinggiran Gunung Lavinia, Kolombo. Saat itu para pengungsi yang ketakutan sedang berkumpul di ruang lantai atas, kata seorang pejabat polisi.
Dua polisi terluka dalam insiden tersebut. Massa juga melempar batu ke rumah itu dan membuang beberapa perabotan yang ada di lantai dasar saat mereka menyerbu masuk.
Tidak ada laporan korban di antara kelompok pengungsi, yang diantara mereka juga ada 16 anak kecil.
“Kami telah memaksa kembali gerombolan massa tersebut dan para pengungsi telah dipindahkan ke tempat yang lebih aman,” kata pejabat kepada AFP, yang meminta tidak disebutkan namanya karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.
Polisi mengatakan bahwa mereka menyebarkan rekaman video melalui media lokal dan juga Facebook dengan harapan dapat menangkap orang-orang yang terlibat dalam kekerasan tersebut, serta para biksu yang menghasut mereka.
Salah satu biksu yang menyerbu rumah tersebut memasang sebuah video di situs jejaring sosial yang direkam oleh kelompok radikalnya Sinhale Jathika Balamuluwa (Tentara Nasional Sinhala) saat dia menghimbau orang-orang untuk bergabung dengannya dan menghancurkan tempat tersebut.
“Ini adalah teroris Rohingya yang membunuh biksu Budha di Myanmar,” ujar biksu tersebut dalam komentarnya yang disiarkan secara langsung, sambil menunjuk ibu-ibu Rohingya yang sedang memeluk anak-anak mereka.
Sebanyak 31 pengungsi Rohingya berhasil diselamatkan oleh angkatan laut Sri Lanka sekitar lima bulan yang lalu setelah mereka ditemukan hanyut dengan sebuah kapal di perairan utara pulau itu. Mereka dianggap sebagai korban penyelundup manusia.
Mereka akhirnya dipindahkan ke negara ketiga, ungkap pejabat tersebut, dan menambahkan bahwa mereka diizinkan tinggal di Sri Lanka sambil menunggu pemrosesan surat-surat mereka.
Para biksu Budha Sri Lanka memiliki hubungan dekat dengan rekan-rekan ultra-nasionalis mereka di Myanmar. Keduanya telah dituduh mendalangi kekerasan terhadap minoritas Muslim di kedua negara tersebut.
Ratusan ribu Muslim Rohingya telah meninggalkan Myanmar dalam menghadapi gelombang kekerasan saat ini di sana.
Muslim Rohingya telah menjadi sasaran penganiayaan dan diskriminasi selama beberapa dekade yang didukung negara di Myanmar yang sebagian besar beragama Budha.
Banyak yang menganggap mereka sebagai imigran gelap dari Bangladesh, meski sudah lama etnis tersebut tumbuh di negara ini.
(ameera/arrahmah.com)